Kesadaran Lingkungan Meningkat, Bisnis Kemasan Ramah Alam Tumbuh Pesat

Tangerang, 6 Februari 2025 – Kesadaran lingkungan yang semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir mendorong tumbuhnya berbagai usaha berbasis keberlanjutan. Konsumen kini semakin selektif dalam memilih produk yang ramah lingkungan, dan bisnis dengan label “sustainable” semakin mendapat tempat di pasar. Hal ini juga memicu banyak pelaku usaha untuk menciptakan produk-produk ramah lingkungan guna mengurangi dampak negatif terhadap alam.

Baca juga: BIB GEMS Berhasil Terapkan Digitalisasi untuk Efisiensi Operasional

David Christian (32), pemilik bisnis kemasan berkelanjutan Evoware, adalah salah satu pelaku usaha yang melihat peluang besar di sektor ini. Pengalaman tinggal selama empat tahun di Kanada membuka matanya terhadap perbedaan pola konsumsi plastik antara Kanada dan Indonesia. Di Kanada, kesadaran akan bahaya plastik sekali pakai sudah jauh lebih tinggi, sementara di Indonesia, penggunaan plastik masih sangat masif. Kesadaran inilah yang mendorong David untuk menciptakan solusi ramah lingkungan dengan menghadirkan produk kemasan yang dapat mengurangi limbah plastik secara signifikan.

David memulai Evoware pada 2016 dengan produk perdana, Ello Jello Cup (gelas yang bisa dimakan), sebagai upaya untuk membuka pikiran masyarakat mengenai produk ramah lingkungan yang dapat terserap kembali oleh alam. Kini, Evoware telah memiliki lebih dari 23 lini produk, yang terbuat dari bahan dasar seperti kertas, beras, bambu, dan singkong. Produk yang paling laris di pasar adalah kantong berbahan rumput laut, singkong, dan sedotan beras. Evoware lebih fokus pada pasar B2B, khususnya di sektor HOREKA (Hotel, Restoran, dan Kafe), dengan menjangkau lebih dari 50 negara, termasuk Australia, Malaysia, dan Jerman.

Baca juga: Digitalisasi Kunci Sukses UMKM di BRI Microfinance 2025

Sementara itu, Inge Setyawati (55), Direktur PT Intera Lestari Polimer (Enviplast), juga berkontribusi dalam mengurangi sampah plastik dengan menciptakan compostable biopolymer compound sebagai bahan baku kantong berbasis minyak bumi. Enviplast telah hadir sejak 2009 dengan dua lini produk utama, Enviplast WS (Water Soluble) dan Enviplast WR (Water Resistant). Produk Enviplast telah bersertifikasi SNI Ekolabel dan sertifikasi internasional, serta banyak diburu oleh konsumen untuk produk seperti poly-mailers, bubble wrap, sarung tangan, dan cangkir berbahan baku ramah lingkungan.

Raeleen Tedjadinata (27), pendiri Mattera Solutions, juga memiliki perhatian besar terhadap penggunaan plastik sekali pakai yang berlebihan. Pada 2019, Raeleen mendirikan bisnis kemasan ramah lingkungan berbahan dasar kertas yang kini memiliki delapan lini produk. Tiga produk terlaris Mattera adalah Honeycomb Paper, Cushion Paper, dan Gummed Tape. Mattera Solutions aktif bekerja sama dengan berbagai merek, korporasi, dan UMKM, serta telah mencapai omzet hingga Rp6 miliar per tahun.

Namun, tantangan terbesar yang dihadapi oleh pelaku usaha kemasan berkelanjutan adalah edukasi pasar. Banyak konsumen yang masih belum memahami pentingnya produk ramah lingkungan dan sering kali ragu terhadap kualitas produk alternatif plastik. David, Inge, dan Raeleen sepakat bahwa kesadaran pasar terhadap bahan alami dan produk compostable masih terbatas, terutama karena harga produk ramah lingkungan cenderung lebih tinggi. Selain itu, ada juga keraguan tentang daya tahan produk alternatif plastik, seperti apakah kertas bisa sekuat plastik dalam melindungi produk.

Meski begitu, para pelaku bisnis ini tetap optimistis bahwa dengan edukasi yang terus dilakukan, baik melalui kerjasama dengan universitas, sekolah, maupun platform daring, semakin banyak konsumen yang akan memahami manfaat produk berkelanjutan. Ke depan, mereka berharap bahwa kesadaran masyarakat terhadap pentingnya mengurangi sampah plastik akan semakin tinggi, sehingga pasar untuk produk ramah lingkungan akan semakin berkembang.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img