Pengurangan Emisi Industri Indonesia Lewat Teknologi Karbon

Tangerang, 30 Januari 2025 – Isu lingkungan dan perubahan iklim semakin mendominasi perhatian global, dengan berbagai negara memperkenalkan standar lingkungan yang lebih ketat. Tuntutan konsumen akan produk ramah lingkungan, serta program seperti net zero carbon emission dan eco-labelling, mendorong industri untuk berinovasi agar tetap kompetitif di pasar internasional. Indonesia, melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin), turut berkomitmen untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2050, lebih cepat 10 tahun dibandingkan dengan target nasional yang ditetapkan pada 2060.

Sekretaris Jenderal Kemenperin, Eko S. A. Cahyanto, menyampaikan bahwa sektor industri memiliki tanggung jawab besar dalam mengurangi emisi global. “Dengan dukungan teknologi, kebijakan yang relevan, dan sinergi yang erat, kami yakin bahwa target NZE dapat tercapai lebih cepat,” ungkapnya di Jakarta, Sabtu (25/1). Hal ini sejalan dengan komitmen Indonesia untuk memenuhi target dalam perjanjian Paris.

Baca juga: Pertamina Fasilitasi Sertifikasi Halal UMKM Pangan Unggas

Salah satu langkah konkret yang diambil adalah melalui kerja sama antara Kemenperin, UWin Resources Regeneration Inc., dan PT Petrokimia Gresik dalam penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) terkait proyek percontohan teknologi Carbon Capture Utilization (CCU) di industri petrokimia. Teknologi CCU ini memungkinkan karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan dari proses industri untuk ditangkap, diproses, dan diubah menjadi produk berguna yang dapat dimanfaatkan oleh sektor industri lainnya.

Kemenperin juga telah mengidentifikasi sembilan subsektor industri prioritas untuk dekarbonisasi, dengan fokus pada empat subsektor utama: industri semen, pupuk, besi & baja, serta pulp dan kertas, yang diketahui berkontribusi signifikan terhadap emisi karbon industri nasional. Pendekatan yang diterapkan mencakup penggunaan teknologi rendah karbon, efisiensi energi, dan pencegahan polusi di seluruh rantai produksi.

Melalui proyek percontohan di PT Petrokimia Gresik, Kemenperin berharap dapat mendorong industri lain untuk mengadopsi teknologi CCU dan mempercepat transisi menuju industri hijau. “Kami berharap proyek ini bisa menjadi contoh bagi sektor-sektor lain yang menghasilkan emisi karbon tinggi,” tambah Eko.

Kemenperin juga tengah menyusun kebijakan yang mendukung penerapan teknologi rendah karbon dan ekonomi sirkular di sektor industri. Kebijakan ini akan membantu perusahaan mengurangi jejak karbon sambil meningkatkan daya saing di pasar global. Dalam mendukung strategi dekarbonisasi, konsep produksi bersih dan simbiosis industri juga diterapkan di kawasan industri untuk menciptakan ekosistem yang lebih efisien dan ramah lingkungan.

Baca juga: Kemenperin Dorong Hilirisasi Minyak Atsiri di Bali

Kemenperin optimistis bahwa langkah-langkah ini dapat mempercepat transformasi Indonesia menuju industri hijau dan mendukung pencapaian target NZE pada 2050. Dengan sinergi antara pemerintah, pelaku industri, dan mitra internasional, Indonesia diharapkan dapat memperkuat posisinya di pasar global serta berperan aktif dalam mengatasi perubahan iklim global.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img