Tangerang, 30 Januari 2025 – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berkomitmen untuk mendorong hilirisasi produk minyak atsiri guna meningkatkan kontribusinya terhadap perekonomian nasional. Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah membangun Pusat Flavor dan Fragrance (PFF) di Denpasar, Bali.
“Pembangunan PFF Bali ini berperan penting sebagai pusat inovasi, produksi, dan inkubasi bisnis produk berbasis minyak atsiri,” ujar Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika, Jumat (24/1). Menurutnya, minyak atsiri memiliki peran strategis dalam berbagai industri, seperti flavor, fragrance, dan wellness.
Baca juga: Panduan Lengkap Sertifikasi Halal untuk Produk Impor
Sebagai salah satu penghasil minyak atsiri terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi besar dalam industri ini. Kemenperin bertekad untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing komoditas ini di pasar internasional. Putu optimistis bahwa kehadiran PFF Bali akan memberikan manfaat langsung bagi petani, pelaku usaha kecil dan menengah, startup entrepreneur, serta pengembang produk.
Bali dipilih sebagai lokasi strategis pembangunan PFF karena potensi pariwisatanya yang besar, terutama di sektor spa dan wellness. Berdasarkan data Asosiasi Spa Indonesia (ASPI), terdapat lebih dari 4.000 pelaku usaha spa di Bali yang sangat bergantung pada produk aromaterapi berbasis minyak atsiri.
“Dengan adanya PFF Bali, para pelaku usaha di sektor ini dapat mengakses produk-produk berkualitas tinggi yang mendukung daya saing industri pariwisata,” tambah Putu.
PFF Bali berlokasi di Balai Diklat Industri (BDI) Denpasar dan berada di bawah Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin. Kepala BPSDMI Kemenperin, Masrokhan, menegaskan bahwa pembukaan PFF Bali merupakan langkah besar dalam meningkatkan inovasi dan daya saing industri flavor dan fragrance nasional.
Kemenperin menekankan pentingnya sinergi dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk Dewan Atsiri Indonesia, Asosiasi Flavor and Fragrance Indonesia, Asosiasi Aromaterapi Indonesia, serta Asosiasi Spa Indonesia. Selain itu, kolaborasi dengan perguruan tinggi juga akan dilakukan untuk mendukung riset dan pengembangan inovasi di sektor ini.
Menurut Kepala BDI Denpasar, Arga Mahendra, PFF Bali memiliki beberapa tujuan utama, seperti fasilitasi pendampingan, promosi dan pemasaran, peningkatan kapasitas SDM industri, serta katalisasi inovasi. Dengan adanya pusat ini, diharapkan produk berbasis minyak atsiri Indonesia semakin kompetitif di pasar domestik maupun global.
PFF Bali diharapkan dapat mendukung ekspor produk berbasis minyak atsiri dengan standar tinggi yang diminati pasar internasional. Selain itu, kehadiran pusat ini juga akan memperkuat daya saing sektor pariwisata Bali melalui kolaborasi dengan pelaku usaha di industri spa, wellness, hotel, dan wewangian.
“Keberhasilan PFF Bali sangat bergantung pada kerja sama erat antara pemerintah, asosiasi, pelaku usaha, dan akademisi. Sinergi ini akan menciptakan produk-produk berkualitas tinggi yang memenuhi standar global sekaligus merepresentasikan kearifan lokal Indonesia,” pungkas Putu.
Baca juga: UMKM Syariah: Sertifikasi Halal Meningkatkan Kepercayaan!
Dengan langkah strategis ini, diharapkan hilirisasi minyak atsiri Indonesia dapat berkembang pesat dan memberikan manfaat luas bagi perekonomian nasional serta kesejahteraan masyarakat.