Industri Otomotif Jepang di Indonesia Terus Berkembang

Tangerang, 25 Januari 2025 – Indonesia dan Jepang semakin mempererat hubungan kerja sama dalam sektor industri, dengan harapan dapat memberikan kontribusi positif tidak hanya bagi kedua negara, tetapi juga bagi dunia. Hal ini terungkap dalam pertemuan Menteri Perindustrian Indonesia, Agus Gumiwang Kartasasmita, dengan delegasi Japan Chamber of Commerce and Industry (JCCI) di Kantor Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Jakarta.

Agus Gumiwang menyampaikan bahwa pemerintah Indonesia yakin Jepang mendukung upaya Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan dan memperkuat kerja sama bisnis, terutama dalam sektor industri. Jepang merupakan salah satu investor terbesar di Indonesia, dengan total investasi mencapai USD 45,6 miliar, menjadikannya negara keempat terbesar dalam hal investasi di Indonesia. “Kami berharap Jepang semakin agresif dalam melakukan bisnis di Indonesia,” ujar Agus Gumiwang.

Baca juga: Pelatihan Vokasi Kemenperin Siapkan SDM Unggul di Industri 4.0

Menanggapi hal ini, Vice Chairman JCCI Takashi Ueno mengungkapkan tantangan yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan Jepang, terutama dalam sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang kekurangan tenaga kerja akibat menurunnya populasi di Jepang. Ueno berharap Indonesia dapat memberikan kontribusi melalui potensi sumber daya manusia yang melimpah.

Dalam sektor industri otomotif, Seiji Kuraishi, perwakilan JCCI, mengungkapkan bahwa industri otomotif Jepang di Indonesia telah berkembang pesat, dengan enam pabrik yang beroperasi dan mendistribusikan kendaraan kepada hampir 5 juta pelanggan. Pada 2024, produk kendaraan Jepang di Indonesia mencapai penjualan sebanyak 128.000 unit. “Kami juga mulai memproduksi kendaraan hybrid secara lokal di Indonesia, sebagai langkah awal menuju netralisasi karbon,” tambahnya.

Pemerintah Indonesia, melalui Kemenperin, menyambut baik rencana kerja sama yang difokuskan pada sektor SDM. Menperin Agus Gumiwang menegaskan komitmen Indonesia untuk membantu Jepang mengatasi kekurangan tenaga kerja, terutama dalam sektor manufaktur. Kemenperin juga telah menjalin kerja sama dengan Hiroshima University untuk melatih siswa Indonesia menjadi tenaga kerja terampil yang dapat mendukung industri Jepang.

Selain itu, Kemenperin juga menargetkan kerja sama pengembangan sektor kereta api dan pengurangan emisi melalui program Net Zero Emission (NZE) pada 2050. “Kami berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan energi terbarukan dan teknologi ramah lingkungan, serta mengurangi emisi karbon yang dapat mengurangi dampak perubahan iklim,” tegas Menperin.

Indonesia dan Jepang berharap hubungan kerja sama ini dapat menciptakan manfaat yang lebih besar dalam mendukung pembangunan ekonomi global dan keberlanjutan lingkungan. Kementerian Perindustrian juga terus memonitor perkembangan industri otomotif Jepang di Indonesia, dengan harapan dapat terus memperluas pasar kendaraan hybrid dan mendukung kebijakan insentif pemerintah.

Pertemuan ini juga dihadiri oleh sejumlah pejabat tinggi Kemenperin, termasuk Sekretaris Jenderal Kemenperin, Eko S.A Cahyanto, serta Direktur Jenderal Industri Agro, Putu Juli Ardika, dan beberapa pejabat lainnya.

Baca juga: Kementerian UMKM Siapkan Dukungan Baru untuk Pengusaha 2025

Kerja sama ini diharapkan dapat menjadi landasan yang kuat untuk mendorong industri Indonesia dan Jepang ke arah yang lebih maju, dengan fokus pada inovasi teknologi, pengembangan SDM, dan keberlanjutan lingkungan.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img