Menghadapi Kesulitan Funding, Startup Harus Inovatif dan Profitabel

Tangerang, 17 Januari 2025 – Dunia startup Indonesia telah mengalami perubahan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Jika sebelumnya, prinsip “growth at all cost” atau pertumbuhan dengan biaya tak terbatas menjadi strategi utama, kini banyak perusahaan harus menyesuaikan diri dengan tantangan baru. Salah satunya adalah sulitnya mendapatkan pendanaan (funding) besar seperti di masa lalu, ditambah dengan kebutuhan untuk mencapai profitabilitas dalam jangka panjang. Fenomena ini menjadi sorotan utama dalam industri startup Indonesia menjelang tahun 2025.

Sebagai contoh, beberapa platform e-commerce besar di Indonesia seperti Bukalapak telah mengubah strategi mereka. Bukalapak yang sebelumnya fokus pada layanan marketplace kini beralih menjadi penyedia layanan PPOB (Payment Point Online Bank), termasuk penjualan pulsa dan token listrik. Langkah ini mencerminkan perubahan besar dalam cara perusahaan-perusahaan teknologi beroperasi, mengingat bahwa mereka menghadapi kesulitan dalam bersaing dengan pemain besar seperti Shopee dan Tokopedia.

Baca juga: Permintaan Gedung Perkantoran Hijau Terus Meningkat di Jakarta

Pada tahun 2025, perubahan strategi ini semakin relevan. Banyak perusahaan teknologi, terutama yang bergerak dalam sektor digital, harus memikirkan cara baru untuk bertahan hidup dan berkembang. Misalnya, perusahaan yang terlibat dalam “tech winter” atau masa stagnasi teknologi saat ini, lebih memilih berfokus pada profitabilitas ketimbang ekspansi yang agresif. Tidak jarang, perusahaan yang semula memfokuskan diri pada akuisisi pengguna, kini harus lebih bijak dalam mengelola biaya dan meningkatkan konversi.

Salah satu contoh inovasi terbaru adalah masuknya sektor farmasi digital melalui aplikasi seperti Life Pack. Life Pack berfokus pada layanan konsultasi dokter online dan pengiriman resep, yang kini tengah berkembang pesat seiring dengan permintaan layanan kesehatan digital yang meningkat. Bisnis farmasi digital diprediksi akan memiliki potensi besar di masa depan karena perputaran uang di industri ini mencapai angka yang jauh lebih tinggi dibandingkan sektor lain seperti perjalanan.

Baca juga: Radisson Lampung Inovasi dengan Energi Hijau dan Fasilitas SPKLU

Tantangan bagi para pendiri startup saat ini bukan hanya tentang mencari investasi, tetapi bagaimana mengelola modal dan mencapai profitabilitas. Tidak jarang mereka harus pivot, yaitu mengubah arah bisnis, untuk menyesuaikan diri dengan tren pasar yang berkembang. Konsep “growth at all cost” kini sudah mulai tergeser oleh strategi yang lebih berfokus pada kelangsungan jangka panjang dan profitabilitas.

Dalam menghadapi perubahan ini, penting bagi startup untuk memiliki visi yang jelas dan mampu beradaptasi dengan cepat terhadap kebutuhan pasar. Untuk itulah, kreativitas dalam menghadirkan solusi-solusi inovatif menjadi kunci. Misalnya, dalam dunia digital farmasi, kebutuhan akan kemudahan dalam konsultasi medis dan pengiriman obat menjadi nilai tambah yang besar.

Secara keseluruhan, meskipun pasar startup Indonesia menghadapi tantangan yang lebih besar, peluang untuk menciptakan solusi baru yang lebih menguntungkan tetap terbuka lebar. Dengan berfokus pada keberlanjutan bisnis dan inovasi yang memenuhi kebutuhan pasar, perusahaan-perusahaan startup dapat terus tumbuh dan berkontribusi pada perekonomian digital Indonesia di masa depan.

 

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img