Tangerang, 2 Januari 2025 – Bisnis kopi keliling dengan menggunakan sepeda atau yang dikenal dengan nama Starling semakin populer di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Fenomena ini telah berkembang pesat sejak kemunculannya pada 2017. Dahulu, Starling identik dengan kopi instan, namun kini, kopi yang dijajakan melalui sepeda tersebut hadir dengan varian yang lebih modern, seperti kopi susu kekinian. Di tengah keramaian kota besar, dua jenis kopi jalanan ini—Starling dan kopi kekinian—kini bersaing menarik perhatian masyarakat.
Starling yang sudah dikenal luas di kalangan masyarakat Indonesia tetap mempertahankan pesonanya. Bang Juhri, salah satu penjual kopi Starling yang sudah berjualan sejak 2017, tetap percaya bahwa kopi keliling tradisional masih memiliki banyak pelanggan setia. Meski pendapatannya menurun karena munculnya tren kopi kekinian, Bang Juhri masih terus berjualan dengan harapan para pelanggan lama tetap datang.
Baca juga: Nestlé Indonesia Berhasil Menjadi Pemenang Indonesia Corporate Sustainability Award 2024
Di sisi lain, kopi kekinian yang menggunakan sepeda sebagai gerobaknya, menghadirkan berbagai varian kopi seperti kopi susu gula aren, kopi latte, hingga kopi dengan biji kopi lokal berkualitas. Rey, seorang pemuda 22 tahun, menjadi contoh dari pedagang kopi kekinian yang berhasil menarik perhatian para pekerja muda dengan varian rasa yang lebih modern dan menarik. Namun, meski menawarkan inovasi, Rey juga menghadapi berbagai kendala, seperti kesulitan mencari tempat berjualan dan tantangan dari pihak keamanan atau preman setempat.
Kopi Starling dan kopi kekinian ternyata memiliki kelebihan masing-masing. Starling dikenal dengan harga yang terjangkau, kesederhanaan, dan hubungan personal yang terjalin antara penjual dan pelanggan. Sebaliknya, kopi kekinian lebih menarik bagi generasi muda yang menginginkan cita rasa berkualitas tinggi dan pengalaman ngopi yang lebih modern tanpa harus pergi ke kafe.
Baca juga: Kreativitas Tali Sepatu Bekas, Yeni Raih Penghasilan Rp30 Juta per Bulan
Persaingan di antara keduanya tidak menghalangi kedua jenis kopi ini untuk saling berdampingan dan berkembang bersama. Menurut beberapa penggemar kopi, ada yang lebih memilih rasa sederhana dari Starling, sementara yang lain merasa lebih nyaman dengan inovasi rasa dari kopi kekinian. Meski keduanya memiliki pasar yang berbeda, keduanya memberikan kontribusi besar terhadap budaya ngopi di Indonesia.
Pada akhirnya, persaingan antara Starling dan kopi kekinian menunjukkan bahwa dunia kopi jalanan tidak hanya tentang rasa, tetapi juga tentang inovasi dan tradisi yang saling melengkapi. Masyarakat kini memiliki banyak pilihan untuk menikmati kopi sesuai selera dan kebutuhan mereka.