Tangerang, 30 Desember 2024 – Dalam upaya untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi hijau inklusif, SCG (Siam Cement Group) menginisiasi kolaborasi lintas sektor melalui SCG ESG Symposium 2024 di Jakarta. Acara ini bertujuan untuk memperkuat komitmen pengembangan berkelanjutan di Asia Tenggara, dengan fokus pada pembangunan kota rendah karbon dan transisi menuju ekonomi yang ramah lingkungan.
Direktur SCG untuk Pembangunan Berkelanjutan, Nuttavut Intarode, menyampaikan bahwa salah satu inisiatif utama SCG adalah pengembangan Kota Rendah Karbon Saraburi di Thailand. Proyek ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah Thailand dan mitra global, untuk mengurangi emisi gas rumah kaca melalui metode pertanian rendah karbon. “Kami telah menyelaraskan strategi industri dengan tujuan nasional, seperti Roadmap Net Zero Cement & Concrete, untuk mendukung pengurangan emisi,” jelas Nuttavut dalam sesi konferensi.
Baca juga: Pemkab Cirebon Apresiasi UMKM Lewat UMKM Awards 2024
SCG saat ini tengah fokus pada tiga proyek strategis yang penting untuk mendorong pembangunan berkelanjutan di Asia Tenggara. Proyek tersebut meliputi pengembangan Kota Rendah Karbon Saraburi, pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) sebagai kota cerdas hijau di Indonesia, serta KADIN Net Zero Hub yang berperan sebagai katalisator transisi ekonomi rendah karbon di Indonesia.
IKN, yang dirancang dengan tujuan 100 persen net zero emissions pada tahun 2045, merupakan contoh nyata dari penerapan konsep kota hijau. Direktur Investasi dan Kemudahan Berusaha IKN, Lazuardi Nasution, menambahkan bahwa 65 persen wilayah IKN akan dialokasikan untuk hutan tropis dan area hijau, dengan penerapan teknologi rendah karbon seperti transportasi listrik dan pembangkit tenaga surya berkapasitas 50 MW.
Baca juga: Sisternet Dorong UMKM Perempuan Meningkatkan Profit Hingga 13%
Di Indonesia, KADIN Net Zero Hub telah memberikan dampak signifikan dalam mendorong perusahaan untuk beradaptasi dengan ekonomi rendah karbon. Hingga saat ini, lebih dari 80 perusahaan telah bergabung dalam program ini, dengan 40 di antaranya mengikuti pelatihan pengelolaan gas rumah kaca. Enam perusahaan lainnya juga berkomitmen untuk menerapkan Science-Based Targets initiatives (SBTi) dalam operasional mereka.
Country Director SCG di Indonesia, Warit Jintanawan, menggarisbawahi pentingnya sinergi antara sektor publik dan swasta dalam mencapai tujuan ekonomi hijau yang inklusif. “Melalui kolaborasi ini, kita dapat menciptakan manfaat yang merata bagi masyarakat sambil menjaga keberlanjutan lingkungan,” ujarnya.
Proyek-proyek ini menunjukkan bagaimana kolaborasi lintas sektor dapat mempercepat transisi menuju ekonomi hijau yang lebih ramah lingkungan, sekaligus memberikan dampak positif terhadap keberlanjutan sosial dan ekonomi. Dengan melibatkan berbagai pihak, baik pemerintah, sektor swasta, maupun masyarakat, upaya mencapai pertumbuhan ekonomi hijau inklusif di Indonesia dapat tercapai dengan lebih efektif dan berkelanjutan.