Tangerang, 26 Desember 2024 – Manufaktur hijau semakin menarik perhatian di Indonesia, seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan solusi ramah lingkungan di sektor industri. Konsep ini menekankan pada penggunaan teknologi yang dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, dengan mengutamakan efisiensi energi dan penggunaan sumber daya terbarukan. Menurut Dr. Wisnu Indrawan, dosen Teknik Mesin Universitas Indonesia, investasi di sektor manufaktur hijau memiliki dampak yang signifikan terhadap perekonomian nasional.
Dr. Wisnu menjelaskan bahwa manufaktur hijau bertujuan untuk mengurangi pemanasan global dan menjaga kelangsungan ekosistem yang terancam oleh perubahan iklim. “Pemanasan global kini sudah menjadi masalah yang sangat nyata, dan kita harus mulai berinvestasi pada teknologi hijau yang ramah lingkungan,” ujar Dr. Wisnu saat diwawancara di Jakarta pada Senin (23/12/2024).
Baca juga: 70% Perusahaan Indonesia Mulai Digitalisasi Dokumen
Sebagai negara yang tengah menghadapi tantangan besar terkait perubahan iklim, Indonesia perlu mendorong pengembangan teknologi hijau untuk masa depan. Kebijakan pemerintah yang mendukung penggunaan energi terbarukan dan ramah lingkungan menjadi landasan penting dalam mendorong sektor ini. “Pemerintah telah mendukung investasi dalam energi hijau, termasuk dari Eropa, untuk memperkenalkan teknologi ini di Indonesia,” tambah Dr. Wisnu.
Investasi dalam manufaktur hijau tidak hanya memberikan manfaat jangka pendek, tetapi juga keuntungan jangka panjang. Permintaan global terhadap produk-produk ramah lingkungan semakin meningkat, memberi Indonesia peluang besar untuk bersaing di pasar internasional. “Investasi pada teknologi hijau akan membawa keuntungan jangka panjang bagi perusahaan, apalagi dengan pasar global yang semakin peduli pada keberlanjutan lingkungan,” jelas Dr. Wisnu.
Baca juga: BUMD Jakarta Diminta Fokus Digitalisasi untuk Kesehatan Perusahaan
Di Indonesia, sektor energi terbarukan juga menunjukkan perkembangan pesat, khususnya dalam pengembangan baterai dan mobil listrik. Dr. Wisnu menekankan bahwa energi terbarukan dan teknologi baterai akan menjadi sektor yang menguntungkan di masa depan. “Indonesia bisa menjadi pemain utama dalam industri ini,” ujarnya.
Dengan fokus pada manufaktur hijau, Indonesia dapat mempercepat transformasi ekonomi menuju ekonomi berkelanjutan. Menurut Dr. Wisnu, sektor ini berpotensi menarik investasi asing dan memperkuat ekonomi melalui energi hijau yang lebih ramah lingkungan. Teknologi hijau juga diharapkan dapat membantu meningkatkan efisiensi energi di berbagai sektor industri, seperti sistem pendingin gedung dan pembangkit listrik tenaga angin.
Namun, untuk mencapai tujuan tersebut, Dr. Wisnu mengingatkan perlunya kerjasama antara pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat. “Dengan kolaborasi yang baik, Indonesia bisa menjadi negara yang lebih hijau dan berkelanjutan,” pungkasnya.
Investasi dalam manufaktur hijau bukan hanya tentang keuntungan ekonomi, tetapi juga merupakan langkah penting menuju keberlanjutan dan perlindungan lingkungan yang lebih baik bagi generasi mendatang.