Tangerang, 21 Desember 2024 – Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) menjadi isu krusial di abad ke-21, dengan fokus pada kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan manusia tanpa merusak keseimbangan alam. Masyarakat global semakin sadar akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan melalui berbagai tindakan sederhana, seperti menghemat air, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, dan memilah sampah. Kesadaran ini kemudian mengarah pada tren baru dalam dunia bisnis, yakni kewirausahaan hijau berkelanjutan.
Kewirausahaan hijau adalah konsep bisnis yang tidak hanya mengejar keuntungan ekonomi, tetapi juga memberikan dampak positif terhadap lingkungan dan sosial. Wirausahawan hijau berfokus pada pengembangan produk atau layanan ramah lingkungan dan memanfaatkan sumber daya terbarukan. Ini merupakan bagian dari upaya untuk menciptakan keseimbangan antara kemajuan ekonomi, pembangunan sosial, dan pelestarian lingkungan. Di Indonesia semakin mendapat perhatian, terutama dalam menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim dan kerusakan lingkungan.
Baca juga: Unri Gelar Kuliah Umum “Green Skills” Bersama IDSurvey
Islam dan Kewirausahaan Hijau: Perspektif Keberlanjutan dalam Ajaran Islam
Dalam perspektif Islam, prinsip keberlanjutan sangat ditekankan melalui ajaran Al-Qur’an dan Sunnah. Islam mengajarkan umatnya untuk menjaga keseimbangan alam dan memanfaatkan sumber daya alam dengan bijak, tanpa eksploitasi yang berlebihan. Kewirausahaan hijau, yang memadukan prinsip-prinsip ekonomi dengan kepedulian terhadap lingkungan, sangat sejalan dengan tujuan Maqasid al-Shariah, yaitu untuk melindungi dan meningkatkan kesejahteraan umat manusia.
Bagi seorang wirausahawan Muslim, tujuan utama bukan hanya mencari keuntungan, tetapi juga mendapatkan keridhaan Allah melalui tindakan yang bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan. Oleh karena itu, bukan hanya sekadar bisnis, tetapi juga sarana untuk mendukung kesejahteraan sosial dan kelestarian lingkungan.
Baca juga: UMKM Berbagi Rasa Sukses Beralih ke Platform Digital Berkat ITS
Peran Universitas dalam Mengembangkan Kewirausahaan Hijau
Perguruan tinggi memainkan peran penting dalam memfasilitasi pengembangan kewirausahaan hijau. Di Indonesia, program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengeksplorasi melalui mata kuliah, spesialisasi, dan kegiatan terkait yang mendukung pengembangan usaha berbasis keberlanjutan.
Untuk mendorong lebih banyak wirausahawan hijau, perguruan tinggi perlu memperbarui kurikulum dan menyediakan fasilitas pendukung seperti inkubator bisnis dan jejaring yang mendukung pengembangan usaha berbasis lingkungan. Selain itu, perguruan tinggi dapat memberikan dukungan non-material, seperti pembimbingan dan pelatihan, untuk membantu mahasiswa memahami tantangan dan peluang dalam kewirausahaan hijau.
Tantangan dan Peluang Kewirausahaan Hijau di Indonesia
Meski menawarkan solusi untuk masalah lingkungan, kewirausahaan hijau di Indonesia menghadapi beberapa tantangan, seperti keterbatasan pengetahuan, akses pendanaan yang terbatas, dan kurangnya dukungan kebijakan. Namun, dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya keberlanjutan dan dorongan dari berbagai pihak, memiliki potensi besar untuk berkembang.
Generasi muda Indonesia, terutama yang memiliki latar belakang pendidikan tinggi, menjadi aktor utama dalam perubahan ini. Dengan dukungan dari universitas, keluarga, dan kebijakan pemerintah, dapat menjadi motor penggerak pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Melalui pendidikan, mahasiswa dapat mempelajari bagaimana mengatasi tantangan lingkungan sekaligus menciptakan bisnis yang ramah lingkungan dan menguntungkan.