Home Artikel Sukses Bertani Organik di Lahan Bekas Kandang Ayam

Sukses Bertani Organik di Lahan Bekas Kandang Ayam

0
2
Sukses Bertani Organik di Lahan Bekas Kandang Ayam

Tangerang, 25 November 2024 – Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pola makan sehat dan ramah lingkungan, salah seorang warga Blitar berhasil mengubah lahan bekas kandang ayam yang terbengkalai menjadi kebun sayur organik yang produktif. Dengan mengusung prinsip pertanian organik, kebun ini tidak hanya memberikan hasil panen melimpah, tetapi juga membuka peluang edukasi bagi masyarakat yang ingin belajar bertani secara alami.

Perjalanan Transformasi Lahan Terbengkalai

Kebun yang kini menghasilkan berbagai jenis sayuran organik ini awalnya adalah lahan bekas kandang ayam yang sudah lama tidak terurus. Pemilik kebun, yang memiliki latar belakang di bidang akuntansi, memulai perjalanannya pada tahun 2015 dengan niat untuk belajar berkebun secara organik. “Awalnya kami belajar dari seorang praktisi di Malang, dan langsung eksekusi di lahan yang kondisinya sangat buruk,” ungkapnya.

Baca juga: APBD 2025 DKI Jakarta Naik 6,97%, Fokus pada Pembangunan Berkelanjutan

Tantangan awal adalah kondisi lahan yang penuh dengan pondasi bekas kandang yang sangat kuat dan rumput liar yang tumbuh subur. Namun, dengan semangat dan ketekunan, lahan tersebut mulai dikelola dan akhirnya berkembang menjadi kebun yang menghasilkan sayuran organik seperti bayam, kangkung, pokcoy, hingga tanaman herbal seperti daun mint dan bunga telang.

Pertanian Organik dengan Filosofi Berbagi dan Menjaga Alam

Konsep pertanian organik yang diterapkan di kebun ini tidak hanya fokus pada hasil panen, tetapi juga pada keberlanjutan alam. Kebun ini menggunakan pestisida nabati yang terbuat dari tanaman seperti daun sirsak dan sambiloto untuk mengendalikan organisme pengganggu tanaman (OPT) tanpa merusak ekosistem. Selain itu, pupuk yang digunakan adalah pupuk organik dari kotoran kambing yang sudah difermentasi serta sisa-sisa tanaman yang dibuat kompos.

Baca juga: Shell Indonesia Klarifikasi Isu Penutupan SPBU

Filosofi yang mendasari pertanian organik ini adalah rasa tanggung jawab untuk menjaga alam dan berbagi dengan makhluk hidup lainnya. “Menanam pohon adalah sedekah oksigen kita, kita harus saling menghargai dan menjaga alam,” kata pemilik kebun ini.

Kolaborasi dengan Kafe untuk Memperkenalkan Sayuran Organik

Selain menyediakan sayuran segar untuk kebutuhan rumah tangga, kebun ini juga berkolaborasi dengan sebuah kafe yang ada di dekatnya. Kafe ini mengusung konsep alami dan menggunakan bahan-bahan yang ditanam sendiri, seperti daun mint, bunga telang, dan rempah-rempah lainnya. Hal ini tidak hanya meningkatkan penjualan sayuran organik, tetapi juga memperkenalkan masyarakat lebih jauh tentang manfaat dan pentingnya mengonsumsi makanan sehat dan organik.

“Dengan adanya kolaborasi ini, kami berharap bisa mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya bertani organik dan mengonsumsi makanan sehat,” tambahnya.

Mendukung Perekonomian dan Kesehatan Masyarakat

Kebun organik ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi bagi pemiliknya, tetapi juga memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat sekitar. Dengan bertahan selama hampir satu dekade, kebun ini membuktikan bahwa pertanian organik bisa menjadi solusi untuk menghasilkan makanan sehat sekaligus mendukung keberlanjutan lingkungan.

Dengan semakin banyaknya orang yang tertarik pada gaya hidup sehat dan makanan organik, kebun ini berharap bisa menjadi contoh bagi banyak orang untuk memulai pertanian organik di lahan-lahan yang tidak terpakai. Seiring dengan perkembangan kesadaran masyarakat, diharapkan pertanian organik bisa semakin berkembang dan menjadi pilihan utama dalam memenuhi kebutuhan pangan yang sehat dan ramah lingkungan.

Dengan visi yang jelas dan tekad yang kuat, kebun organik di Blitar ini berhasil membuktikan bahwa perubahan kecil bisa memberikan dampak besar bagi kesehatan dan keberlanjutan alam.