Tangerang, 22 November 2024 – Kisah tragis menimpa Mawar (nama samaran), seorang ibu yang ingin membeli sepeda listrik untuk mengantar jemput anaknya ke sekolah. Niat baik tersebut justru berujung pada kerugian jutaan rupiah akibat aksi penipuan online yang melibatkan komplotan penjual dan oknum yang mengaku sebagai petugas Bea Cukai.
Awalnya, Mawar tergiur dengan promo harga miring yang ditawarkan sebuah akun media sosial. Setelah melakukan pembelian, penjual bahkan mengirimkan foto paket dan resi pengiriman, membuat Mawar merasa yakin. Namun, kebahagiaannya sirna saat menerima pesan dari nomor tidak dikenal yang mengaku sebagai petugas Bea Cukai.
Baca juga: Kenaikan PPN dan Tax Amnesty: Kenapa Kelas Menengah Terbebani?
Oknum tersebut mengklaim bahwa sepeda listrik yang dipesan Mawar ditahan karena termasuk barang impor ilegal. Ia diminta membayar pajak sementara yang akan dikembalikan oleh distributor. Dengan tekanan ancaman akan diproses hukum, Mawar akhirnya mentransfer uang ke rekening pribadi. Sayangnya, setelah itu, nomor penjual dan “petugas Bea Cukai” tidak lagi dapat dihubungi. Mawar pun menyadari dirinya menjadi korban penipuan.
Modus ini mendapat perhatian serius dari Bea Cukai. Kepala Subdirektorat Humas dan Penyuluhan Bea Cukai, Budi Prasetiyo, menyebut bahwa modus penipuan mengatasnamakan Bea Cukai semakin marak. Data dari contact center Bravo Bea Cukai 1500225 menunjukkan bahwa pada Oktober 2024, terdapat 539 laporan penipuan serupa, meningkat 3,45% dari bulan sebelumnya. Sebagian besar kasus melibatkan transaksi online shop.
Ciri-ciri utama modus ini meliputi penggunaan nomor pribadi, ancaman jalur hukum, dan permintaan transfer ke rekening pribadi. Bea Cukai menegaskan bahwa seluruh pembayaran terkait bea masuk dan pajak dilakukan melalui rekening penerimaan negara, bukan rekening individu.
Untuk menghindari penipuan, masyarakat disarankan memeriksa status barang kiriman melalui situs resmi www.beacukai.go.id/barangkiriman dan menghindari komunikasi dengan nomor pribadi yang mengaku petugas Bea Cukai. Jika ragu, segera hubungi kantor Bea Cukai terdekat atau media sosial resmi Bea Cukai.
Kisah Mawar menjadi pengingat bagi kita semua untuk lebih berhati-hati saat berbelanja online. Penawaran harga murah sering kali menjadi jebakan. Selalu pastikan keamanan transaksi dan verifikasi identitas pihak yang berhubungan dengan Anda. Jangan sampai niat baik berujung pada kerugian besar.
Baca juga: Warganet Serukan Boikot, Ini Protes atas Pajak PPN 12%
Semoga pengalaman Mawar menjadi pelajaran berharga agar masyarakat semakin waspada terhadap berbagai modus penipuan yang terus berkembang.