Tangerang, 22 November 2024 – Pada Kamis, 14 November 2024, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat menggelar sidang perdana terkait permohonan pailit yang diajukan oleh PT Cipta Usaha Amerta Nusantara, perusahaan induk dari Superstar Fitness. Dalam sidang tersebut, sejumlah korban, baik itu member, karyawan, hingga personal trainer, mengungkapkan kekecewaan mereka terkait tindakan perusahaan yang mengajukan pailit tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
Para member, yang telah menginvestasikan uang mereka untuk berlangganan keanggotaan jangka panjang di berbagai cabang Superstar Fitness, merasa sangat dirugikan. Salah satunya adalah Gabriel, seorang member yang mendaftar di cabang Tanjung Barat. Ia mengungkapkan bahwa dirinya dan istrinya telah mengeluarkan hampir IDR 10 juta untuk berolahraga di gym tersebut. Namun, setelah hanya tiga bulan bergabung, ia dikejutkan dengan penutupan cabang gym tersebut secara bertahap.
Baca juga: Warganet Serukan Boikot, Ini Protes atas Pajak PPN 12%
Selain Gabriel, terdapat juga kisah Hari, seorang member yang memilih paket Diamond dengan membayar IDR 110 juta untuk keanggotaan seumur hidup. Paket tersebut mencakup sesi pelatihan pribadi dengan biaya sebesar IDR 24 juta untuk 200 sesi. Namun, meskipun telah mengeluarkan dana besar, Hari dan keluarga lainnya kini harus menghadapi kenyataan bahwa gym tempat mereka berolahraga ditutup tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
Tidak hanya para member yang merasa dirugikan, seorang karyawan personal trainer yang bekerja di Superstar Fitness juga mengungkapkan rasa kecewanya. Ia mengaku belum menerima gaji selama tiga bulan terakhir. Total kerugian yang dialami mencapai IDR 2 juta, yang seharusnya menjadi haknya sebagai pekerja.
Baca juga: Pemerintah Susun Rencana Dekarbonisasi Industri Nikel
Sementara itu, kuasa hukum Superstar Fitness, Daniel Huta Barat, menyatakan bahwa pihak perusahaan akan berdiskusi lebih lanjut terkait langkah yang akan diambil setelah pengajuan pailit. Salah satu opsi yang mungkin dipertimbangkan adalah mengajukan PKPU (Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang) untuk mengatur perundingan dan mencari solusi terbaik, termasuk mencari investor baru.
Kasus ini semakin memperburuk citra Superstar Fitness di mata masyarakat, terutama bagi mereka yang sudah lama menjadi member dan percaya pada komitmen perusahaan untuk memberikan layanan kebugaran terbaik. Banyak pihak berharap agar masalah ini dapat segera diselesaikan dengan adil dan transparan.