Tangerang, 21 November 2024 – Kementerian Perdagangan melalui Badan Kebijakan Perdagangan (BKPerdag) menargetkan nilai ekspor Indonesia pada 2025 mencapai USD 294,45 miliar dengan pertumbuhan sebesar 7,1 persen. Target ini bertujuan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diproyeksikan mencapai 8 persen pada 2029, sesuai dengan sasaran Presiden Prabowo Subianto. Pertumbuhan ekspor yang signifikan diharapkan dapat menjadi salah satu pendorong utama bagi ekonomi Indonesia.
Hal ini disampaikan oleh Kepala BKPerdag, Fajarini Puntodewi, saat membuka acara Gambir Trade Talk (GTT) #17 yang digelar secara hibrida di Hotel Borobudur, Jakarta, pada Selasa, 19 November 2024. Tema yang diangkat dalam GTT kali ini adalah “Outlook Perdagangan Luar Negeri Indonesia Tahun 2025”.
Baca juga: Wamendag Serahkan 50 Timbangan di Pasar Pandu Banjarmasin
“Presiden Prabowo Subianto telah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 8 persen pada 2029. Untuk itu, ekspor Indonesia harus tumbuh antara 7 hingga 10 persen. Target nilai ekspor pada 2025 adalah USD 294,45 miliar dengan pertumbuhan 7,1 persen, dan nilai ini akan terus meningkat hingga mencapai USD 405,69 miliar pada 2029 dengan pertumbuhan 9,64 persen,” jelas Puntodewi.
Selain itu, menurut proyeksi World Bank dan International Monetary Fund (IMF), pertumbuhan ekonomi global pada 2025 diperkirakan berada di kisaran 2,7 hingga 3,2 persen. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi mencapai 5,1 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan proyeksi pertumbuhan pada 2024 yang diperkirakan hanya sebesar 5 persen. Pertumbuhan volume perdagangan barang dan jasa global juga diperkirakan akan meningkat menjadi 3,4 persen.
Fajarini Puntodewi menekankan bahwa untuk mencapai target tersebut, Indonesia memerlukan kebijakan dan sektor kunci yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi. Salah satunya adalah sektor ekspor yang diharapkan dapat tumbuh lebih tinggi lagi.
Kementerian Perdagangan, lanjut Puntodewi, memiliki tiga fokus program utama untuk mendukung pencapaian target ekspor ini. Pertama, pengamanan pasar dalam negeri agar produk lokal dapat bersaing dan menjadi tuan rumah di pasar domestik. Kedua, perluasan pasar ekspor untuk meningkatkan pangsa pasar produk ekspor Indonesia di pasar global. Ketiga, program peningkatan UMKM melalui inisiatif “Berani Inovasi, Siap Adaptasi (BISA) Ekspor”, yang bertujuan untuk mendorong kontribusi UMKM terhadap ekspor nasional.
Baca juga: Sertifikasi Nelayan, Langkah HNSI Untuk Perikanan Nasional
Dengan adanya strategi dan kebijakan yang jelas, Kementerian Perdagangan berharap Indonesia dapat mencapai target ekspor yang ambisius dan berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dalam beberapa tahun ke depan.