Tangerang, 20 November 2024 – PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA), pemegang lisensi Pizza Hut di Indonesia, melaporkan penutupan 20 gerai dan pengurangan ratusan karyawan hingga September 2024. Informasi ini terungkap dalam laporan keuangan kuartal III 2024 yang dirilis melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (18/11).
Per September 2024, Pizza Hut mengoperasikan 595 gerai di seluruh Indonesia, turun dari 615 gerai pada periode yang sama tahun lalu. Penurunan jumlah gerai ini diikuti dengan pengurangan 371 karyawan tetap. Pada akhir September 2024, jumlah karyawan tercatat 4.651 orang, lebih sedikit dibandingkan 5.022 orang pada Desember 2023.
Baca juga: Kemenperin Fasilitasi Industri Garam untuk Tingkatkan Kualitas
Penutupan gerai dan pengurangan karyawan terjadi seiring dengan turunnya kinerja keuangan perusahaan. Hingga kuartal III 2024, penjualan neto Pizza Hut mencapai Rp2,03 triliun, lebih rendah dibandingkan Rp2,75 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Rugi neto perusahaan juga meningkat signifikan, dari Rp38,9 miliar pada September 2023 menjadi Rp96,7 miliar pada September 2024.
Direktur Operasional PT Sarimelati Kencana, Boy Ardhitya Lukito, menjelaskan bahwa tantangan bisnis tahun ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk penurunan daya beli masyarakat dan tekanan ekonomi global akibat tensi geopolitik di Timur Tengah.
“Penurunan ekonomi menengah yang turun kelas turut berdampak pada industri bisnis, termasuk Pizza Hut. Selain itu, geopolitik juga memberikan tekanan tambahan, meski sulit memisahkan dampaknya secara langsung,” ujar Boy.
Boy juga menyinggung respons masyarakat terhadap situasi geopolitik yang memengaruhi restoran, meskipun ia tidak secara spesifik menyebutkan adanya aksi boikot.
“Geopolitik berdampak pada pola konsumsi masyarakat. Kami melihat adanya penurunan sejak awal, tetapi sulit menentukan mana faktor yang lebih dominan,” jelasnya.
Baca juga: Mengenali Jebakan Utang Konsumtif, Penyebab Kegagalan UMKM
Dengan tantangan yang terus berlanjut, perusahaan menghadapi tugas berat untuk mengembalikan performa bisnisnya. Langkah strategis seperti efisiensi operasional dan inovasi produk diharapkan dapat membantu mengatasi tekanan ekonomi yang ada.