Dekarbonisasi Indonesia Menuju Industri Hijau

Tangerang, 20 November 2024 – Pemerintah Indonesia terus menunjukkan komitmen untuk mengembangkan industri hijau melalui kebijakan dekarbonisasi. Upaya ini mencakup pengurangan emisi gas rumah kaca dan transisi ke energi bersih yang berkelanjutan. Langkah ini juga melibatkan sektor energi, lingkungan, serta pengelolaan sumber daya alam.

“Dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap produk ramah lingkungan dan adanya pasar karbon nasional, Indonesia memiliki peluang besar untuk mendorong penerapan industri hijau,” ujar Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI), Andi Rizaldi, dalam pernyataannya di Jakarta, Selasa (19/11).

Baca juga: Mendag Budi Perjuangkan UKM dan Petani di Forum APEC

Kementerian Perindustrian melalui BSKJI memfasilitasi sertifikasi Standar Industri Hijau (SIH) untuk mendukung transformasi ini. Hingga Mei 2024, sebanyak 74 perusahaan telah memperoleh sertifikat SIH. Dukungan ini diharapkan mempercepat terwujudnya industri yang ramah lingkungan dan berdaya saing.

Salah satu unit kerja BSKJI, Balai Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri (BSPJI) Surabaya, memainkan peran penting dalam dekarbonisasi. BSPJI Surabaya menyediakan layanan seperti pengujian udara emisi, penggunaan energi solar panel, pelatihan industri hijau, serta kampanye penerapan industri berkelanjutan.

Kepala BSPJI Surabaya, Ransi Pasae, menyatakan optimisme bahwa layanan mereka akan mendukung pertumbuhan industri nasional sesuai target pembangunan berkelanjutan. “Layanan kami mencakup verifikasi emisi gas rumah kaca, sertifikasi sistem manajemen lingkungan, serta audit teknologi dan energi,” jelas Ransi.

Selain itu, BSPJI Surabaya turut mendukung penerapan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk mendorong penggunaan produk lokal. Sebanyak 450 perusahaan di Jawa Timur telah memperoleh sertifikat TKDN, mengurangi ketergantungan pada impor dan memperkuat daya saing produk nasional.

Jawa Timur, sebagai salah satu pusat industri strategis, mencatat pertumbuhan signifikan. Pada triwulan III 2024, sektor industri pengolahan di provinsi ini menyumbang 25,55 persen terhadap perekonomian Pulau Jawa, dengan pertumbuhan sebesar 5,92 persen. Subsektor makanan dan minuman mendominasi kontribusi sebesar 40,18 persen, disusul tembakau (22,78 persen) serta kimia dan farmasi (9,83 persen).

Baca juga: Kolaborasi Pendidikan dan Pemerintah Tingkatkan Ekspor

Melalui kolaborasi pemerintah, industri, dan masyarakat, transformasi menuju industri hijau yang berkelanjutan diharapkan mampu meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img