Tangerang, 18 November 2024 – Pembangunan sektor ekonomi menjadi salah satu pilar utama dalam mengukur keberhasilan program pemerintah Indonesia, terutama dalam menghadapi tantangan globalisasi. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah salah satu penggerak utama perekonomian nasional yang memiliki peran strategis dalam menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan konsumsi barang serta jasa. UMKM berkontribusi besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, mencapai sekitar 61% atau setara dengan Rp 8.573 triliun, serta menyerap 97% tenaga kerja di tanah air.
Di tengah pertumbuhan jumlah penduduk usia kerja yang melebihi kesempatan kerja, UMKM menjadi pilihan bagi generasi muda untuk menciptakan lapangan pekerjaan mandiri. Oleh karena itu, pemerintah terus mendorong pelaku UMKM untuk berinovasi dan memanfaatkan perkembangan teknologi dalam memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan efisiensi operasional.
Baca juga: Transformasi Digital UMKM di Kota Ambon
Di era digital, teknologi memainkan peran yang sangat penting dalam mengubah wajah dunia bisnis. UMKM di Indonesia semakin diberikan kesempatan untuk bersaing di pasar global berkat kemajuan dalam sektor digital, terutama melalui e-commerce. Namun, meskipun teknologi telah membuka berbagai peluang, adopsi digital di kalangan UMKM Indonesia masih terbatas. Saat ini, hanya 24% UMKM yang memanfaatkan platform digital untuk pemasaran dan distribusi produk. Pemerintah telah menargetkan 30 juta UMKM digital pada tahun 2024 melalui berbagai program pendukung.
Meskipun potensi ekonomi digital besar, tantangan tetap ada. Hambatan seperti terbatasnya akses teknologi, kurangnya pengetahuan digital di kalangan pelaku UMKM, serta persaingan dengan perusahaan besar menjadi masalah utama. Oleh karena itu, diperlukan strategi komprehensif untuk membantu UMKM mengatasi masalah ini, termasuk pelatihan literasi digital, penguatan infrastruktur teknologi, dan kolaborasi antar berbagai pihak terkait.
Baca juga: Digitalisasi Akuntansi: Kunci Kemajuan UMKM
Penting untuk diketahui, bahwa ekonomi digital memberi banyak peluang untuk UMKM, termasuk akses pasar yang lebih luas melalui platform e-commerce, promosi yang lebih efektif lewat media sosial seperti Instagram dan Facebook, serta pengurangan biaya operasional melalui model bisnis daring. Selain itu, teknologi juga mendorong inovasi produk, mempercepat kolaborasi antar pelaku usaha, dan menciptakan jaringan bisnis yang lebih kuat.
Namun, tantangan yang paling signifikan adalah kurangnya SDM berkualitas yang siap menghadapi tuntutan industri digital. Banyak tenaga kerja di Indonesia yang belum siap beradaptasi dengan kemajuan teknologi. Sistem pendidikan di tanah air perlu menyesuaikan kurikulumnya dengan kebutuhan dunia industri digital agar dapat melahirkan generasi yang kompeten dalam bidang ini. Selain itu, lambatnya regulasi dalam mengatasi isu-isu terkait, seperti di sektor transportasi daring, juga menjadi penghambat perkembangan UMKM digital.
Untuk memastikan UMKM dapat bertahan dan berkembang dalam era digital, pemerintah harus menyediakan dukungan yang tepat. Regulasi yang cepat dan tepat sangat dibutuhkan untuk menciptakan ekosistem ekonomi digital yang kondusif bagi pelaku UMKM. Dengan strategi yang baik, peluang yang ditawarkan oleh ekonomi digital dapat dimanfaatkan secara optimal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan.
Secara keseluruhan, ekonomi digital membuka banyak peluang bagi UMKM untuk memperluas pasar dan berhubungan dengan rantai pasokan global. Untuk itu, pelaku UMKM harus mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perkembangan teknologi, berinovasi, dan meningkatkan kreativitas untuk tetap kompetitif. Dengan demikian, UMKM dapat memperkuat daya saingnya di pasar global dan berkontribusi pada stabilitas perekonomian Indonesia.