Tangerang, 18 November 2024 – Skeptisisme terhadap penerapan standar akuntansi masih menjadi persoalan utama yang dihadapi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia. Minimnya pemahaman dan kesadaran tentang pentingnya pembukuan yang terstruktur membuat banyak UMKM kesulitan mengelola keuangan mereka dengan baik. Hal ini tidak hanya menghambat pertumbuhan bisnis, tetapi juga membatasi akses mereka terhadap pendanaan dari lembaga keuangan dan investor. Penelitian terbaru oleh Wiwit Hariyanto dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) mengungkap bahwa rendahnya penerapan standar akuntansi berdampak signifikan pada kelangsungan dan daya saing UMKM, serta memerlukan solusi berupa edukasi, digitalisasi, dan dukungan pemerintah.
Minimnya Penerapan Standar Akuntansi
Penelitian yang menggunakan metode deskriptif kualitatif ini melibatkan pelaku UMKM, akademisi, dan pejabat dinas koperasi sebagai narasumber kunci. Hasilnya menunjukkan bahwa rendahnya pengetahuan mengenai standar akuntansi, seperti Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP), menjadi penyebab utama skeptisisme.
Baca juga: Petani Tulungagung Untung Lebih dengan Konsep Wisata Petik Melon
Mayoritas pelaku UMKM tidak memiliki kesadaran tentang pentingnya pembukuan yang benar. Banyak dari mereka hanya mencatat pemasukan dan pengeluaran secara sederhana tanpa menyusun laporan keuangan yang sesuai standar. Ketidakmauan ini memperburuk kondisi pengelolaan keuangan, yang sering kali bercampur antara keuangan usaha dan keuangan rumah tangga.
Dukungan Pemerintah dan Edukasi yang Lebih Kuat
Wiwit Hariyanto menekankan pentingnya peran pemerintah dalam memberikan pelatihan akuntansi bagi UMKM. Tanpa laporan keuangan yang sesuai standar, pelaku usaha mikro akan kesulitan mendapatkan akses pendanaan dari bank atau investor. “Kendala ini perlu diatasi dengan pembinaan intensif dan pelatihan berkelanjutan,” ungkapnya.
Baca juga: 30 UMKM Sumenep Terhambat Sertifikasi Halal
Dinas koperasi diharapkan lebih aktif dalam mendukung UMKM dengan mengadakan program edukasi yang mudah dipahami. Selain itu, penting untuk menyosialisasikan manfaat akuntansi kepada pelaku usaha sebagai langkah awal untuk meningkatkan profesionalisme mereka.
Digitalisasi Akuntansi sebagai Solusi Praktis
Penelitian ini juga menggarisbawahi pentingnya teknologi dalam membantu UMKM menyusun pembukuan dengan lebih mudah. Software akuntansi berbasis digital dapat menjadi solusi praktis untuk mendorong pelaku usaha mencatat keuangan mereka secara lebih sistematis. Penguasaan teknologi ini dapat mengurangi hambatan skeptisisme dan meningkatkan akses terhadap investasi modal.
Kesimpulan: Meningkatkan Daya Saing UMKM
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mengatasi skeptisisme terhadap akuntansi di kalangan UMKM dapat membuka peluang besar bagi perkembangan usaha mereka. Pemerintah dan lembaga terkait perlu berkolaborasi untuk memberikan pendampingan, edukasi, serta mendorong digitalisasi akuntansi. Dengan pengelolaan keuangan yang baik, UMKM akan memiliki daya saing yang lebih tinggi dan mampu menarik lebih banyak investor.
Dukungan yang berkesinambungan sangat diperlukan untuk memastikan bahwa UMKM di Indonesia dapat berkembang secara profesional dan berkelanjutan. Keberhasilan ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi bagi pelaku usaha, tetapi juga memperkuat perekonomian nasional secara keseluruhan.