Tangerang, 14 November 2024 – Industri kreatif Indonesia semakin berkembang, dengan banyak pelaku bisnis muda yang menciptakan inovasi produk unik dan berbasis kearifan lokal. Salah satu sektor yang paling berkembang adalah fesyen dan kriya, di mana produk-produk lokal mulai diminati pasar internasional. Para wirausaha muda ini terbukti memiliki potensi besar dalam memajukan ekonomi kreatif, yang membawa dampak positif bagi perekonomian masyarakat.
Kementerian Perindustrian Indonesia melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) terus berupaya mempercepat pertumbuhan industri kreatif, khususnya pada sektor fesyen dan kriya. Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah melalui program Creative Business Incubator (CBI). Program ini bertujuan untuk membina dan mendampingi pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM) agar dapat mengembangkan usaha mereka menjadi lebih besar dan mampu bersaing di pasar global.
Baca juga: Bea Cukai Lepas Ekspor Sambal UMKM ke Singapura dan Taiwan
Pada 8 November 2024, program CBI memasuki tahap presentasi hasil capaian coaching yang diikuti oleh 30 peserta. Direktur Jenderal IKMA Kemenperin, Reni Yanita, memberikan apresiasi kepada para peserta yang berhasil mencapai target dan menyampaikan hasil pendampingannya. “Seluruh capaian ini tidak terlepas dari kontribusi semua pihak, termasuk Balai Pemberdayaan Industri Fesyen dan Kriya (BPIFK), yang telah mendukung para pelaku IKM selama proses inkubasi,” ujar Reni dalam keterangannya.
Nilai tambah ekonomi kreatif Indonesia pada triwulan I 2024 tercatat menembus angka Rp749,58 triliun, yang berkontribusi 55,65 persen dari target tahunan Rp1.347 triliun. Reni Yanita menekankan pentingnya sinergi antara semua pihak untuk mengoptimalkan potensi industri kreatif, sejalan dengan misi Presiden Joko Widodo yang ingin meningkatkan lapangan kerja berkualitas dan mengembangkan industri kreatif.
Salah satu contoh kesuksesan peserta CBI adalah IKM Eboni Watch, yang berhasil meningkatkan produksi jam tangan kayu kontemporer dari 200 buah per bulan menjadi 650-800 buah per bulan setelah mengikuti program ini. Produk mereka juga telah meraih penghargaan di Indonesia Good Design Selection (IGDS) 2019-2021 dan Golden Pin Design Award Taiwan 2020.
Contoh lainnya adalah AUM Apparel, produsen pakaian olahraga yoga asal Bali, yang mengalami peningkatan omzet hingga 400 persen setelah mengikuti program CBI. Selain itu, AUM Apparel juga berhasil menembus pasar internasional, termasuk Singapura, Amerika Serikat, Swiss, dan Spanyol.
Kepala BPIFK, Dickie Sulistya Aprilyanto, menambahkan bahwa BPIFK berperan aktif dalam mendorong pelaku industri kreatif untuk selalu berinovasi. BPIFK, yang sebelumnya dikenal sebagai Bali Creative Industry Center (BCIC), berfungsi sebagai wadah pembelajaran, platform koneksi antar stakeholder, serta akselerator pertumbuhan industri kreatif di Indonesia.
Baca juga: Peran Koperasi dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan Nasional
Dengan dukungan pemerintah dan berbagai program pendampingan seperti CBI, diharapkan pelaku industri kreatif Indonesia dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian tanah air.