Tangerang, 12 November 2024 – Pada 28 Oktober hingga 1 November 2024, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) bekerja sama dengan Programma Uitzending Managers (PUM) Belanda mengadakan lokakarya bertajuk Adapting to Global Trends: How SMEs Can Lead in Ethical Beauty di Jakarta. Kegiatan ini dihadiri oleh 23 perwakilan dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sektor kosmetik, dan bertujuan memberikan wawasan praktis mengenai pengembangan produk kosmetik yang aman, berkualitas, serta memenuhi regulasi yang berlaku di pasar global.
Kepala Biro Kerja Sama dan Humas BPOM, Noorman Effendi, menjelaskan bahwa kolaborasi antara BPOM dan PUM telah berlangsung sejak 2022, yang awalnya fokus pada pendampingan UMKM di sektor pangan olahan. Kini, fokus kerja sama ini berlanjut ke sektor kosmetik, dengan PUM mengembangkan sekitar 14 modul pelatihan khusus untuk meningkatkan kapasitas UMKM di Indonesia.
Baca juga: UMKM, Siap Ekspor? Terapkan 7 Strategi Digital Marketing Ini!
Mohamad Kashuri, Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik BPOM, menambahkan bahwa pihaknya berkomitmen mendukung UMKM di sektor kosmetik. Melalui pendampingan yang intensif, BPOM berharap UMKM kosmetik Indonesia dapat menghasilkan produk yang tidak hanya aman dan berkualitas, tetapi juga memiliki daya saing di pasar global. Hingga saat ini, BPOM telah mendampingi 208 UMKM kosmetik di seluruh Indonesia melalui 52 unit pelaksana teknis (UPT).
Lokakarya ini menghadirkan para pelaku UMKM, praktisi industri, serta regulator yang saling berbagi pengetahuan mengenai tren global dan pengawasan kosmetik dari BPOM. Pada hari pertama, peserta diberikan materi oleh para narasumber berkompeten, seperti Direktur Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha Kosmetik BPOM, Nurvika Widyaningrum, serta PUM Expert, Hans Lambers.
Nurvika menjelaskan berbagai bentuk pendampingan yang diberikan BPOM kepada UMKM kosmetik, mulai dari pembuatan izin usaha hingga penyusunan dokumen untuk mendapatkan izin edar. Selain itu, PUM juga memberikan pendampingan teknis dan akses ke program trade mission ke Belanda, yang memungkinkan UMKM bertemu langsung dengan mitra bisnis potensial untuk meningkatkan peluang ekspor.
Hans Lambers memberikan materi tentang 14 modul kosmetik, mencakup pembahasan dasar kimia kosmetik, anatomi kulit, serta praktek manufaktur yang baik (GMP) dan regulasi internasional. Pemahaman yang mendalam mengenai standar global ini diharapkan dapat membantu UMKM kosmetik Indonesia bertransformasi dan bersaing di pasar internasional dengan produk yang berkelanjutan dan etis.
Baca juga: Menperin Apresiasi Kementan Atas Program Susu Lokal
Salah satu peserta, Arifanda dari PT Belle Amanah Sejahtera, mengungkapkan apresiasinya terhadap materi yang disampaikan. Menurutnya, materi yang diberikan sangat relevan dan aplikatif untuk pengembangan produk di perusahaannya, terutama dalam memperbarui formulasi produk kosmetik.
Melalui lokakarya ini, BPOM dan PUM berharap UMKM kosmetik Indonesia dapat meningkatkan kualitas produk dan memanfaatkan teknologi serta regulasi global untuk menciptakan produk yang lebih inovatif, berkelanjutan, dan memenuhi standar internasional. Kegiatan ini juga menjadi langkah penting dalam membantu UMKM Indonesia menyesuaikan diri dengan tren global, sekaligus membuka peluang ekspansi ke pasar internasional.