Tangerang, 12 November 2024 – Krisis iklim menjadi tantangan serius bagi dunia, termasuk Indonesia. Penyebab utamanya adalah peningkatan emisi gas rumah kaca dari aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, penggundulan hutan, dan kegiatan industri. Dampak krisis iklim ini tidak hanya mengancam lingkungan, namun juga berpengaruh pada ekonomi dan kesejahteraan manusia. Oleh karena itu, transisi ke ekonomi hijau kini dianggap sebagai solusi untuk mengatasi krisis iklim sekaligus mendukung pertumbuhan dan pembangunan ekonomi berkelanjutan.
Sebagai salah satu negara dengan perkembangan ekonomi tercepat di Asia Tenggara, Indonesia menduduki posisi ke-10 dalam daftar negara penghasil emisi terbesar pada 2021. Jika tidak ada tindakan nyata, emisi gas rumah kaca Indonesia diperkirakan akan meningkat dua kali lipat pada 2030. Pemerintah pun telah menetapkan transisi ekonomi hijau sebagai strategi utama untuk mencapai Visi Indonesia 2045. Salah satu langkah pentingnya adalah dengan menciptakan “Green Jobs” atau pekerjaan ramah lingkungan, yang berfokus pada keberlanjutan dan efisiensi sumber daya.
Baca juga: Kemenperin Dukung Industri Furnitur Lokal
Apa Itu Green Jobs dan Mengapa Penting?
Green Jobs adalah jenis pekerjaan yang berkontribusi pada pelestarian lingkungan, penggunaan energi lebih efisien, pengurangan emisi gas rumah kaca, dan pemulihan ekosistem. Menurut Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), pekerjaan ini harus melibatkan tugas spesifik yang mendukung lingkungan atau menggunakan proses produksi ramah lingkungan. Selain membantu menciptakan lapangan kerja, Green Jobs diharapkan mampu mendukung adaptasi terhadap perubahan iklim, yang menjadi isu global.
Pemerintah Jerman dan Bappenas, melalui proyek ISED (Innovation and Investment for Inclusive Sustainable Economic Development), mendefinisikan Green Jobs sebagai pekerjaan yang dapat meningkatkan efisiensi energi, mengurangi polusi, melindungi ekosistem, dan mendukung ketahanan iklim. Sektor-sektor potensial untuk Green Jobs di Indonesia meliputi energi terbarukan, pengelolaan limbah, pertanian organik, transportasi berkelanjutan, serta pembangunan yang ramah lingkungan.
Baca juga: Stok Beras Aman Indonesia Tak Perlu Impor 2025
Peran Pendidikan Vokasi dalam Green Jobs
Transisi ke ekonomi hijau membutuhkan sumber daya manusia yang kompeten di bidang Green Jobs. Meski begitu, Pendidikan Vokasi di Indonesia masih menghadapi tantangan, terutama dalam menyesuaikan kurikulumnya dengan kebutuhan pasar hijau. Banyak lembaga pendidikan yang belum memiliki infrastruktur dan kurikulum sesuai perkembangan teknologi ramah lingkungan. Pemerintah Jokowi telah meluncurkan strategi nasional pendidikan vokasi (StraNas) yang diharapkan dapat mengatasi kesenjangan ini.
Selain itu, lembaga-lembaga pelatihan perlu berkolaborasi dengan industri dan pemerintah untuk memahami kebutuhan keterampilan dan mempersiapkan lulusan yang siap bekerja di sektor-sektor hijau. Dengan peningkatan akses terhadap teknologi dan peralatan terkini, siswa akan lebih siap menghadapi tuntutan dunia kerja yang terus berkembang.
Peta Okupasi dan Promosi Green Jobs
Untuk mendukung perkembangan Green Jobs, Indonesia telah menyusun Peta Okupasi Nasional dalam kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Ini bertujuan memetakan jenis-jenis jabatan ramah lingkungan di berbagai sektor, seperti energi terbarukan, konstruksi, dan pariwisata. Layanan Ketenagakerjaan Publik (PES) turut berperan dalam menghubungkan pencari kerja dengan peluang Green Jobs melalui informasi karir, program pelatihan, dan bantuan rekrutmen.
Salah satu langkah yang diambil adalah kampanye promosi Green Jobs, yang bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat akan karier ramah lingkungan. Di Jawa Timur, misalnya, pemerintah daerah melakukan diskusi dengan pemangku kepentingan untuk menciptakan solusi berkelanjutan dalam pengembangan Green Jobs. Langkah ini diharapkan dapat mendukung terciptanya tenaga kerja siap pakai yang bisa berperan dalam ekonomi hijau.
Green Jobs: Solusi Ekonomi dan Lingkungan
Green Jobs bukan hanya solusi lingkungan, namun juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat Indonesia. Sektor energi terbarukan, pengelolaan hutan, dan pariwisata berkelanjutan memiliki potensi besar menciptakan lapangan kerja sekaligus melindungi keanekaragaman hayati. Dengan melibatkan lebih banyak pihak dalam pembangunan ekonomi hijau, Indonesia bisa menghadapi tantangan krisis iklim sambil memastikan kesejahteraan bagi masyarakat di masa depan.