Tangerang, 05 November 2024 – Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) terus berupaya meningkatkan literasi perkoperasian di kalangan generasi muda melalui acara bedah buku bertema “Serial Pengarusutamaan Strategi Pengembangan Koperasi dan UKM.” Kegiatan ini diadakan di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, dengan tujuan memperkenalkan koperasi sebagai sektor ekonomi modern dan adaptif yang relevan dengan kebutuhan zaman.
Sekretaris Deputi Bidang Perkoperasian KemenKopUKM, Eka Pan Lestari, menyatakan bahwa bedah buku ini merupakan bagian dari upaya rebranding koperasi. Menurut Eka, koperasi memainkan peran penting dalam menyatukan usaha-usaha kecil dan memberikan peluang bagi UMKM untuk memperluas skala ekonomi mereka, sehingga mampu bersaing di industri yang lebih besar.
Baca juga: Transaksi Pameran Dagang TEI 2024 Capai USD 22,73 Miliar
“Apa lagi koperasi memegang peranan penting dalam menyatukan usaha-usaha kecil, serta memberikan peluang bagi UMKM untuk memperluas skala ekonomi mereka agar bisa bersaing dan terhubung dengan industri besar,” jelas Eka dalam keterangannya pada Sabtu (19/10) di Jakarta.
Dalam kegiatan yang dihadiri 250 mahasiswa dan civitas akademika dari beberapa perguruan tinggi dalam upaya meningkatkan literasi perkoperasian, Eka menekankan pentingnya integrasi koperasi dalam rantai pasok industri. Salah satu langkah strategis yang diambil adalah percepatan pembangunan pabrik minyak makan merah berbasis koperasi, yang melibatkan petani sawit dalam seluruh rantai bisnis, mulai dari hulu hingga hilir.
“Dengan program ini, petani sawit yang tergabung dalam koperasi tidak hanya bergantung pada penjualan Tandan Buah Segar (TBS), namun juga berperan dalam hilirisasi kelapa sawit yang dapat meningkatkan pendapatan mereka secara signifikan,” ujar Eka.
Selain itu, KemenKopUKM juga menjalankan program pembangunan SPBU Nelayan (SPBUN) berbasis koperasi. Melalui SPBUN, nelayan bisa mendapatkan bahan bakar minyak bersubsidi dengan harga yang lebih terjangkau dibandingkan dengan pengecer. “Dengan adanya SPBUN yang dikelola oleh koperasi, nelayan kecil dapat memperoleh solar bersubsidi dengan harga resmi yang ditetapkan oleh Pertamina,” tambahnya.
KemenKopUKM juga mendorong pembentukan Koperasi Multi Pihak (KMP) yang memungkinkan beberapa koperasi kecil bergabung menjadi konsorsium. KMP yang diatur dalam Peraturan Menteri Koperasi dan UKM Nomor 8 Tahun 2021 ini bertujuan memperkuat kapasitas sumber daya manusia (SDM) dan memperbesar skala usaha.
Prof. Dr. Ir. Sri Raharjo, M.Sc., Dosen Fakultas Teknologi Pertanian UGM, mengapresiasi inisiatif KemenKopUKM dalam menerbitkan buku serial ini. Menurutnya, produk Minyak Makan Merah perlu diperkenalkan dengan rekayasa sosial dan edukasi yang tepat agar lebih diterima masyarakat. Hal ini dikarenakan persepsi masyarakat terhadap minyak sawit merah masih kurang positif.
Baca juga: PLN Hadir di INACRAFT 2024 Bawa 15 UKM Binaan dan 6 Rumah BUMN
Senada dengan itu, Dr. Fahmi W. Kifli, S. Hut., M.Sc., dosen dari Institut Pertanian Stiper (INSTIPER), menilai bahwa buku tersebut dapat memberikan kontribusi besar dalam memperkuat koperasi pada generasi muda di Indonesia. “Ini juga akan membangkitkan semangat baru dalam mengembangkan koperasi yang tangguh,” kata Fahmi.
Dengan kegiatan ini, KemenKopUKM berharap koperasi di Indonesia semakin relevan bagi generasi muda dan mampu menjadi motor penggerak ekonomi yang inklusif serta berkelanjutan.