Basreng Jadi Camilan Dengan Cuan Mentereng

Getimedia.id – Jakarta, Basreng Jadi Camilan Dengan Cuan Mentereng dalam perjalanan yang memukau dari sekolah hukum ke kesuksesan bisnis camilan, Rani Septiani berbagi kisah ketabahan, adaptabilitas, dan pengejaran mimpi wirausaha. Rani, yang bersenjata gelar hukum, mendapati dirinya terjun ke dunia e-commerce dan camilan, akhirnya meneguhkan dirinya sebagai pengusaha basreng (camilan bakso goreng) yang sukses.

 

Baca Juga: Pertumbuhan UMKM Indonesia ke Pasar Global

Dimulai sebagai dropshipper, Rani awalnya terlibat dalam penjualan barang impor, memanfaatkan platform seperti Alibaba untuk mencari produk seperti boneka gajah. Meskipun kesuksesan awal, persaingan yang meningkat di pasar online populer seperti Shopee dan Lazada mendorongnya untuk memikirkan kembali strateginya. Mengenali kebutuhan akan produk unik, dia memutuskan untuk menciptakan merek camilan sendiri – basreng.

Basreng Jadi Camilan Dengan Cuan Mentereng Namun, perjalanan tersebut tidak tanpa tantangan. Rani menghadapi kendala dengan pesanan Cash on Delivery (CoD), mengalami kejadian di mana pelanggan gagal membayar setelah menerima produk mereka. Perjuangan itu meluas ke platform online, dengan penurunan penjualan membuatnya turun dari level 5 menjadi level 3 di Lazada. Masalah logistik juga muncul, menyebabkan pembatalan sejumlah pesanan yang signifikan karena pembatasan kurir terhadap basreng mentah.

Secara finansial, Rani mengadopsi pendekatan strategis, secara bertahap mengumpulkan aset seperti sepeda motor melalui pembayaran tunai bulanan. Metode ini, ditambah dengan ketekunan dan tekadnya, memungkinkannya untuk berkembang menjadi pembelian mobil dan bahkan mempertimbangkan ekspansi internasional.

Di tengah usahanya dalam bisnis, Rani dengan terbuka membagikan kisah pribadi yang menyentuh. Dia merenungkan masa sulit ketika ayahnya meninggal karena serangan jantung. Menceritakan momen kesulitan keuangan, dia dengan jelas menggambarkan mencari koin kecil untuk menyediakan kebutuhan keluarganya, menyoroti beban emosional dan finansial dari periode tersebut.

Meskipun menghadapi ujian, Rani tetap menjadi pilar optimisme. Dia menasihati calon pengusaha agar tidak menyerah pada pesimisme, menekankan pentingnya keyakinan pada tujuan masing-masing. Kisahnya menggarisbawahi kekuatan konsistensi, baik dalam strategi bisnis maupun dalam tindakan sedekah (sedekah). Perjalanan Rani menjadi inspirasi, menunjukkan bahwa memulai dengan modal nol bukanlah hambatan, melainkan peluang untuk tumbuh dan sukses.

 

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

spot_img