Tangerang, 23 Mei 2025 – Perkembangan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) membawa angin segar bagi pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia, khususnya mereka yang tengah bersiap menembus pasar ekspor. Dengan adopsi teknologi AI, UKM kini memiliki peluang lebih besar untuk bersaing di pasar global melalui efisiensi operasional, optimalisasi rantai pasok, dan analisis pasar yang lebih akurat.
Kecerdasan buatan telah merevolusi cara kerja bisnis di berbagai sektor, termasuk sektor ekspor. Salah satu pengaruh terbesar AI terhadap UKM adalah kemampuannya dalam menyederhanakan proses ekspor yang selama ini dianggap kompleks. Melalui sistem AI, UKM dapat dengan mudah mengakses data tren pasar luar negeri, preferensi konsumen internasional, serta regulasi ekspor-impor di berbagai negara tujuan.
“Dulu UKM kesulitan mendapatkan informasi pasar luar negeri. Sekarang, dengan teknologi AI, data bisa dianalisis secara real-time untuk memprediksi permintaan dan perilaku konsumen global,” ujar Dwi Santosa, konsultan ekspor dan logistik yang aktif membina UKM di kawasan Jabodetabek.
Tak hanya itu, pemanfaatan AI untuk ekspor UKM juga mencakup otomatisasi layanan pelanggan dan personalisasi komunikasi. Chatbot berbasis AI memungkinkan UKM melayani calon pembeli dari luar negeri selama 24 jam, meningkatkan responsivitas dan kredibilitas bisnis kecil di mata pasar internasional.
Baca juga : UMKM Wajib Tahu Cara Mendag Dongkrak Pasar Ekspor
Di sektor logistik, teknologi AI juga berperan penting dalam efisiensi pengiriman dan pelacakan barang. Beberapa platform ekspor modern yang menggunakan sistem AI mampu memberikan estimasi waktu pengiriman secara akurat dan merekomendasikan jalur pengiriman paling efisien. Hal ini tentu sangat membantu UKM dalam menekan biaya operasional dan meningkatkan kecepatan layanan.
Namun, di balik peluang tersebut, tantangan tetap ada. Masih banyak UKM yang belum memahami cara memanfaatkan teknologi AI secara maksimal. Masalah literasi digital dan keterbatasan sumber daya menjadi hambatan utama dalam proses transformasi digital menuju ekspor berbasis teknologi.
Pemerintah dan sektor swasta pun diharapkan hadir untuk menjembatani kesenjangan ini. Pelatihan penggunaan AI bagi pelaku UKM, integrasi platform digital ekspor, serta kemudahan akses terhadap perangkat lunak AI menjadi langkah strategis yang diperlukan.
Menurut data Kementerian Koperasi dan UKM, kontribusi ekspor UKM Indonesia baru mencapai sekitar 15% dari total ekspor nasional. Angka ini masih tertinggal jauh dibandingkan negara-negara ASEAN lain seperti Thailand dan Vietnam. Dengan pemanfaatan teknologi AI yang tepat, angka tersebut diyakini dapat meningkat signifikan dalam lima tahun ke depan.
“Teknologi AI untuk UMKM ekspor bukan hanya tren, tetapi kebutuhan. Siapa yang lebih cepat beradaptasi, dia yang akan bertahan dan berkembang,” tambah Dwi.
Transformasi digital berbasis AI merupakan peluang emas bagi UKM Indonesia untuk naik kelas. Melalui inovasi dan kolaborasi lintas sektor, UKM tak hanya menjadi pemain lokal, tapi juga berpotensi menjadi eksportir unggulan di pasar global.