Tangerang, 06 Mei 2025 – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus menunjukkan komitmennya dalam memperluas akses pasar bagi pelaku industri kecil dan menengah (IKM), khususnya di sektor furnitur. Salah satu upayanya diwujudkan melalui penyelenggaraan talkshow bertajuk Global Furniture Market 2025: Strategic Issues and New Market Potential, Middle East Edition yang digelar secara daring pada Selasa, 29 April 2025.
Talkshow ini bertujuan untuk membuka wawasan pelaku IKM tentang potensi ekspor produk furnitur ke negara-negara Timur Tengah yang selama ini belum tergarap secara maksimal. Kegiatan ini menjadi bagian dari strategi besar Kemenperin dalam memperluas pasar non-tradisional di tengah tantangan ekonomi global.
Baca juga: UMKM Faranisa dan Zaini Hijab Naik Kelas Program Bea Cukai
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita, menyampaikan bahwa edukasi seperti ini sangat penting untuk mempersiapkan IKM dalam menghadapi dinamika ekonomi dunia. “Pasar Timur Tengah memiliki peluang besar untuk produk furnitur Indonesia, yang memiliki keunggulan bahan baku dan desain khas,” jelasnya.
Berdasarkan data BPS, ekspor furnitur Indonesia untuk kode HS 9401–9403 mencapai USD1,91 miliar sepanjang 2024, naik 3,24 persen dibanding tahun sebelumnya. Namun, penetrasi ke pasar Timur Tengah masih rendah. Data dari trademark.org mencatat negara-negara Gulf Cooperation Council (GCC) mengimpor furnitur senilai USD4,71 miliar, namun produk Indonesia hanya menyumbang 0,61 persen atau USD29,1 juta dari total nilai tersebut.
Baca juga: BUMDes Kabul Ciptaku Sukses Ekspor Gula Kelapa ke Eropa
Direktur Industri Kecil dan Menengah Pangan, Furnitur, dan Bahan Bangunan, Bayu Fajar Nugroho, menekankan pentingnya diversifikasi pasar. “Kita tidak bisa terus bergantung pada pasar lama. Timur Tengah adalah kawasan strategis yang harus digarap serius agar industri furnitur nasional lebih tahan krisis,” ujarnya.
Kemenperin juga aktif memfasilitasi IKM melalui partisipasi di pameran internasional, pelatihan, pendampingan, hingga koneksi ke pengadaan pemerintah dan marketplace. Harapannya, talkshow ini menjadi katalisator bagi pelaku IKM untuk meningkatkan kualitas, desain, dan kapasitas ekspor agar mampu bersaing secara global, khususnya di pasar Timur Tengah yang potensial.