Tangerang, 04 Maret 2025 – Tutupnya pabrik tekstil Sritex di Jawa Tengah mengakibatkan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal yang berdampak pada ribuan pekerja dan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sekitar pabrik. PHK yang terjadi tidak hanya mempengaruhi karyawan Sritex, tetapi juga mengguncang perekonomian lokal, termasuk usaha-usaha kecil yang bergantung pada keberadaan pabrik tersebut.
Baca juga: Permintaan Apartemen Hijau Meningkat, Ciputra Kembangkan Newton 2
Dampak Langsung bagi Pekerja dan UMKM
Salah satu pelaku usaha yang terdampak adalah pengelola penginapan (in cost) yang sebelumnya banyak menginap oleh pekerja Sritex. Seorang pengelola penginapan di kawasan sekitar Sritex mengungkapkan bahwa jumlah kamar yang biasanya disewa pekerja kini menurun drastis, dari 9 kamar menjadi hanya 1 kamar yang tersisa. Hal ini mengakibatkan penghasilan yang sangat berkurang dan menambah beban operasional yang tetap harus dipenuhi, seperti biaya listrik.
Tanggap Pemerintah terhadap Dampak Sosial
Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Lutfi, mengungkapkan bahwa pemerintah provinsi tengah fokus untuk mengatasi dampak sosial dari PHK massal ini. Pemerintah telah berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan hak-hak pekerja, seperti pesangon dan jaminan hari tua, dapat dipenuhi tepat waktu, terutama menjelang Lebaran. Selain itu, pemerintah juga berupaya menyediakan peluang kerja baru dengan mengidentifikasi sektor-sektor yang mampu menampung pekerja yang terdampak, seperti industri garmen, plastik, dan sepatu.
Baca juga: Konsep Hunian Hijau Mendapat Sambutan Positif di Pasar Properti
Pendampingan untuk UMKM dan Wirausaha
Selain mengatasi masalah pekerja, pemerintah juga memberikan perhatian khusus kepada UMKM di sekitar Sritex yang terimbas. Dalam hal ini, pelatihan keterampilan dan dukungan modal usaha menjadi hal yang penting untuk mendorong UMKM agar dapat bertahan dan berkembang. Pemerintah juga mendorong para pekerja yang lebih tua (di atas 45 tahun) untuk berwirausaha dan membuka usaha sendiri. Hal ini dilakukan melalui program pelatihan dan penyediaan fasilitas untuk mendukung mereka menjadi wirausahawan yang mandiri.
Mempersiapkan Masa Depan yang Lebih Baik
Pemerintah juga telah menyusun rencana jangka panjang untuk membantu pekerja yang terkena PHK, seperti dengan menyediakan program pelatihan keterampilan dan memfasilitasi pencocokan pekerjaan antara pekerja terdampak dan perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja. Ini dilakukan untuk memastikan bahwa pekerja Sritex dapat segera kembali bekerja, baik di sektor lain atau dengan memulai usaha mereka sendiri.
Dengan upaya koordinasi yang baik antara pemerintah daerah dan pusat, serta dukungan terhadap UMKM dan pelatihan wirausaha, diharapkan dampak dari penutupan Sritex dapat diminimalisir, dan perekonomian lokal dapat pulih kembali dalam waktu yang relatif singkat.