Tangerang, 04 Maret 2025 – Industri otomotif terus memainkan peran penting dalam perekonomian nasional, terutama di tengah tantangan ekonomi global yang mempengaruhi daya beli masyarakat. Sepanjang tahun 2024, sektor roda empat Indonesia mengalami penurunan dengan total produksi mencapai 1,19 juta unit, ekspor CBU sebanyak 472 ribu unit, dan penjualan domestik sebesar 865 ribu unit—mengalami penurunan 13,9% dibandingkan tahun sebelumnya.
Penurunan ini berdampak pada rantai pasok industri dengan koefisien backward linkage sebesar 0,97 (Rp 5,4 triliun) dan forward linkage 0,83 (Rp 4,6 triliun). Meski begitu, Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) optimistis industri otomotif dapat bangkit melalui berbagai kebijakan dan investasi strategis.
Baca juga: Kratom Kalimantan Berhasil Diekspor Perdana Senilai Rp17 Miliar
Salah satu upaya pemulihan industri otomotif datang dari PT Astra Daihatsu Motor (ADM) yang memperluas pabriknya dengan investasi sebesar Rp 2,9 triliun. Peresmian pabrik baru Karawang Assembly Plant 2 (KAP2) di Kawasan Industri Suryacipta menjadi bukti komitmen ADM dalam mendukung pertumbuhan industri.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengapresiasi langkah ini dan menegaskan bahwa investasi ini menunjukkan kepercayaan Daihatsu Motor Co., Ltd. terhadap potensi Indonesia sebagai hub industri otomotif global. “Investasi ini menegaskan posisi PT ADM sebagai manufaktur otomotif terbesar di Indonesia dan pabrikan Daihatsu terbesar di luar Jepang,” ujarnya.
Pabrik KAP2 akan memproduksi kendaraan Low Cost Green Car (LCGC) seperti Daihatsu Ayla dan Toyota Agya, yang berkontribusi pada ekspor dan penguatan daya saing industri nasional. Dengan kapasitas produksi hingga 140.000 unit per tahun, pabrik ini mendukung target produksi kumulatif ADM sebesar 530 ribu unit per tahun.
Pemerintah terus mendorong industri otomotif dengan kebijakan insentif, transisi hijau, serta peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Menperin menegaskan pentingnya peran industri dalam mengembangkan kendaraan ramah lingkungan. “Semua teknologi kini mengarah pada efisiensi dan keberlanjutan. Kami memberi peluang bagi seluruh jenis otomotif untuk berkembang, asalkan berkomitmen pada prinsip ramah lingkungan,” katanya.
Baca juga: PT Java Agritech Ekspor 72 Ton Wasabi ke Jepang
Indonesia dengan populasi 281 juta jiwa dan rasio kepemilikan mobil hanya 99 unit per 1.000 orang, memiliki potensi pasar yang besar. Kemenperin mengimbau pelaku industri untuk mempertimbangkan strategi harga dan margin keuntungan guna mendorong penjualan.
Dengan sinergi antara pemerintah dan industri, serta investasi berkelanjutan seperti yang dilakukan PT ADM, sektor otomotif Indonesia diharapkan dapat kembali pulih dan tumbuh secara berkelanjutan di tahun 2024.