Tangerang, 20 Februari 2025 – Permintaan global terhadap produk halal terus meningkat, membuka peluang besar bagi pelaku industri dalam negeri, terutama Industri Kecil dan Menengah (IKM), untuk memperluas pasar. Dengan populasi umat Muslim dunia yang terus bertumbuh, kebutuhan akan produk halal seperti fesyen, makanan, minuman, hingga kosmetik semakin tinggi.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) pun semakin gencar mendorong para pelaku IKM agar terus berinovasi dan menjangkau pasar internasional. Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita, menegaskan bahwa pelaku IKM harus berani keluar dari zona nyaman dan menargetkan pasar global.
Baca juga: Ekspor 15.268 Tas dan Koper ke Belgia Asal Semarang
“Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, kita memahami potensi ekonomi syariah dan produk halal. Namun, IKM harus berani bersaing di pasar internasional dan tidak hanya fokus pada pasar domestik,” ujar Reni dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (19/2).
Menurut laporan State of Global Islamic Economy (SGIE) 2023-2024 dari DinarStandard, konsumsi produk halal global mencapai USD2,29 triliun, dengan proyeksi belanja penduduk Muslim di sektor halal mencapai USD3,1 triliun pada tahun 2027. Indonesia sendiri menempati peringkat ketiga sebagai ekosistem ekonomi syariah terkuat di dunia setelah Malaysia dan Arab Saudi.
Beberapa sektor unggulan industri halal yang berkontribusi besar antara lain:
✅ Modest fashion
✅ Makanan halal
✅ Farmasi dan kosmetik halal
✅ Perjalanan halal
✅ Investasi keuangan syariah
Khusus di sektor modest fashion, potensi pasar global sangat menjanjikan. Pada 2022, belanja fesyen Muslim global mencapai USD318 miliar, naik 8,4% dari tahun sebelumnya. SGIE memprediksi angka ini akan tumbuh menjadi USD428 miliar pada 2027, dengan CAGR 6,1%.
“Indonesia berada di peringkat ketiga dalam industri modest fashion, setelah Turki dan Malaysia. Negara-negara seperti Iran, Turki, Arab Saudi, Pakistan, dan Mesir adalah pasar ekspor yang menjanjikan bagi pelaku IKM,” tambah Reni.
Untuk membantu IKM menembus pasar global, Ditjen IKMA Kemenperin telah mengadakan Webinar Pemasaran Digital dan Manajemen Usaha IKM pada 14 Februari lalu. Salah satu strategi utama yang disarankan adalah memanfaatkan momentum Ramadan dan Lebaran untuk meningkatkan penjualan.
Direktur IKM Kimia, Sandang, dan Kerajinan, Budi Setiawan, menjelaskan bahwa Ramadan merupakan waktu di mana belanja konsumen meningkat, baik untuk makanan maupun kebutuhan ibadah seperti baju Muslim dan perangkat shalat.
Webinar ini juga menghadirkan Danny Aprilla Eka Rahmawati, pemilik jenama fesyen Bigissimo, yang berbagi pengalaman membangun brand fashion dengan modal sendiri hingga meraih omzet miliaran.
“Fesyen adalah bisnis yang bisa dilakukan oleh siapa saja, tetapi harus punya keunikan tersendiri. IKM harus rajin riset dan eksplorasi peluang pasar,” ujar Danny.
Baca juga: Bank Mandiri Sukses Genjot Kredit UMKM di Seluruh Indonesia
Dengan dukungan pemerintah dan tren konsumsi halal yang terus meningkat, pelaku IKM di Indonesia memiliki kesempatan emas untuk memperluas pasar dan menjadikan produk halal Indonesia semakin dikenal di dunia.