Tangerang, 11 Februari 2025 – GenBI (Generasi Baru Indonesia) Komisariat Universitas Negeri Semarang kembali melaksanakan kegiatan pendampingan untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Setelah sukses pada tahap pertama yang berfokus pada inovasi varian tahu bakso, kini, pada tahap kedua, kegiatan tersebut mengedepankan digitalisasi UMKM, guna membantu pelaku usaha agar semakin siap bersaing di pasar yang semakin kompetitif.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing usaha mikro, khususnya yang ada di wilayah sekitar kampus, melalui pemanfaatan teknologi digital. UMKM yang menjadi fokus pendampingan kali ini adalah Tahu Bakso Bu Tutut, sebuah usaha yang mengusung konsep tahu bakso dengan bahan dasar ikan lele dan ayam. Melalui kerja sama antara mahasiswa/i Divisi Kewirausahaan GenBI dan Bu Tutut, berbagai inovasi digital diterapkan untuk membantu usaha ini berkembang lebih cepat dan efisien.
Baca juga: Strategi Bisnis Cerdas Menghadapi Ancaman di 2025
Salah satu langkah utama dalam digitalisasi UMKM ini adalah pembuatan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). Dengan QRIS, Tahu Bakso Bu Tutut kini dapat menerima pembayaran secara digital menggunakan dompet elektronik dan aplikasi perbankan hanya dengan memindai barcode. Ini memudahkan pelanggan untuk bertransaksi tanpa perlu menggunakan uang tunai, memberikan kenyamanan lebih dalam berbelanja.
Baca juga: Telkom Hadirkan Layanan Digital WMS Indibiz untuk UKM Modern
Selain QRIS, langkah penting lainnya adalah pembuatan landing page. Landing page ini bertindak sebagai toko digital yang menampilkan informasi lengkap mengenai usaha Tahu Bakso Bu Tutut, mulai dari profil usaha, foto produk, daftar harga, hingga testimoni pembeli. Yang lebih menarik, tombol pemesanan langsung terhubung ke WhatsApp atau platform e-commerce, sehingga memudahkan pelanggan untuk melakukan transaksi langsung. Dengan adanya landing page, usaha ini dapat menjangkau pasar yang lebih luas, terutama di kalangan generasi muda yang lebih terbiasa berbelanja secara online.
Tak hanya itu, pendampingan ini juga mencakup pembuatan logo usaha, yang menjadi identitas visual dari Tahu Bakso Bu Tutut. Logo yang khas ini menggambarkan ciri khas usaha tersebut, sekaligus memberikan kesan yang lebih profesional di mata konsumen. Selain itu, desain booth yang menarik juga dibuat untuk mendukung aktivitas pemasaran offline, seperti bazar, pameran UMKM, dan festival kuliner, sehingga dapat menarik lebih banyak perhatian dari pengunjung.
Untuk melengkapi strategi pemasaran digital, pembuatan akun sosial media juga menjadi bagian dari optimalisasi usaha. Tahu Bakso Bu Tutut kini memiliki akun Facebook, Instagram, dan TikTok yang aktif, yang dapat digunakan untuk mempromosikan produk secara online. Hal ini tentu sangat bermanfaat dalam membangun brand awareness dan memperkenalkan produk kepada lebih banyak orang.
Melalui berbagai inovasi digital ini, Tahu Bakso Bu Tutut diharapkan dapat meningkatkan efisiensi, memperkuat citra brand, serta meningkatkan daya saing usaha di pasar yang semakin berkembang. Digitalisasi ini tidak hanya membuka peluang pasar yang lebih luas, tetapi juga memungkinkan UMKM untuk lebih mudah beradaptasi dengan teknologi, menjadikan usaha mereka lebih modern, dan tentunya lebih siap bersaing di era digital.
Dengan adanya pendampingan dari GenBI UNNES, diharapkan UMKM di Indonesia, khususnya yang dikelola oleh pelaku usaha seperti Bu Tutut, dapat terus berkembang dan bertransformasi, sehingga dapat menciptakan peluang yang lebih besar di masa depan.