Tangerang, 6 Februari 2025 – Indonesia memiliki peluang besar untuk meraih keuntungan dari tren transisi hijau (green transition) yang semakin berkembang di dunia. Dalam acara Kick-off Meeting Indonesia Energy Transition Facility (IETF) yang digelar pada Rabu, 5 Februari 2025, Diana Acconcia, Direktur Urusan Internasional dan Pendanaan Perubahan Iklim Direktorat Jenderal Aksi Perubahan Iklim Komisi Eropa, menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan Eropa saat ini tengah mencari pusat produksi yang dapat mendukung proses produksi lebih ramah lingkungan.
Baca juga: Kesadaran Lingkungan Meningkat, Bisnis Kemasan Ramah Alam Tumbuh Pesat
Acconcia menambahkan, Indonesia bisa memanfaatkan peluang ini untuk mendapatkan pertumbuhan ekonomi yang optimal, khususnya di sektor energi baru terbarukan (EBT). Menurutnya, Indonesia memiliki sejumlah potensi yang sangat besar di sektor tersebut, mulai dari sumber daya energi surya dan panas bumi hingga mineral penting yang dapat digunakan dalam pengembangan teknologi bersih seperti baterai. Selain itu, Indonesia juga memiliki peluang besar dalam pengembangan teknologi carbon capture and storage (CCS) yang semakin penting dalam proses transisi energi.
Baca juga: BIB GEMS Berhasil Terapkan Digitalisasi untuk Efisiensi Operasional
Lebih lanjut, Acconcia menilai bahwa Indonesia juga memiliki kapasitas untuk memproduksi bahan baku penting bagi teknologi hijau, seperti baja dan alumunium, yang dibutuhkan dalam proses transisi energi global. Namun, meskipun potensi ini besar, dia juga mengingatkan adanya tantangan utama bagi Indonesia, yaitu ketergantungan besar pada pasokan energi yang mayoritas masih berasal dari batu bara. Oleh karena itu, Acconcia menilai diperlukan langkah-langkah strategis untuk mengalihkan ketergantungan tersebut.
Sebagai bentuk dukungan terhadap upaya transisi energi Indonesia, Uni Eropa telah berkomitmen memberikan bantuan dalam bentuk pinjaman dan hibah. Sebelumnya, negara-negara Uni Eropa seperti Prancis, Jerman, Denmark, dan Italia menyatakan komitmennya dengan memberikan 3,7 miliar euro melalui program Just Energy Transition Partnership (JETP) kepada Indonesia. Terbaru, Uni Eropa bekerja sama dengan Badan Pembangunan Prancis (AFD) memberikan hibah sebesar 14,7 juta euro melalui program Indonesia Energy Transition Facility (IETF).
Acconcia berharap, dengan adanya IETF, Indonesia dapat mempercepat transisi energi dengan memperkuat kebijakan serta persiapan proyek untuk mendukung investasi energi berkelanjutan. Program ini diharapkan dapat menjadi pendorong bagi Indonesia untuk mewujudkan sektor energi yang lebih ramah lingkungan dan mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil.
Indonesia, dengan potensi energi terbarukan yang melimpah, memiliki kesempatan emas untuk memanfaatkan momentum transisi hijau ini untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Namun, implementasi yang tepat dan dukungan dari berbagai pihak akan sangat dibutuhkan untuk meraih potensi tersebut secara maksimal.