Harga Gabah Anjlok, Petani Merugi Saat Panen 2025

Tangerang, 22 Januari 2025 – Musim panen padi di Indonesia yang seharusnya menjadi momen kebahagiaan bagi para petani, justru berubah menjadi sebuah paradoks. Pada masa tanam pertama 2025, harga gabah di tingkat petani mengalami penurunan yang signifikan, bahkan jauh di bawah harga pembelian pemerintah (HPP), yang mengakibatkan kerugian besar bagi para petani.

Di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, harga gabah yang dibeli petani berkisar antara Rp5.100 hingga Rp5.800 per kilogram. Padahal, HPP yang ditetapkan pemerintah untuk gabah kering panen (GKP) adalah Rp6.500 per kilogram. Akibatnya, petani mengalami kerugian yang cukup besar karena mereka terpaksa menjual gabah kepada tengkulak dengan harga yang lebih rendah. Bahkan, sebagian besar petani hanya menerima Rp5.100 per kilogram dari tengkulak, jauh di bawah harga yang seharusnya mereka dapatkan.

Baca juga: WIKA Beton Perkuat Komitmen Berkelanjutan Lewat CSA 2024

Menurut Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, ketidaksesuaian harga gabah dengan HPP menyebabkan petani kehilangan potensi pendapatan yang sangat besar. Pada musim panen tahun 2025, jika dihitung dengan selisih harga sekitar Rp1.000 per kilogram, potensi kerugian bagi petani di seluruh Indonesia diperkirakan mencapai Rp25 triliun. Ini menjadi masalah besar yang perlu segera diatasi oleh pemerintah.

Penurunan harga gabah ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk tingginya produksi gabah yang menyebabkan pasokan berlimpah, sementara permintaan di pasar cenderung rendah. Selain itu, mekanisme distribusi gabah yang tidak merata juga memperburuk keadaan, di mana petani sering kali bergantung pada tengkulak untuk menjual hasil panen mereka, yang sering kali membeli gabah dengan harga lebih rendah dari HPP.

Baca juga: Cara Cerdas Meningkatkan Bisnis dengan Kemitraan

Solusi yang diusulkan untuk mengatasi masalah ini antara lain adalah memperkuat koordinasi antara Bulog, Kementerian Pertanian, dan pelaku pasar, serta membangun sistem tata kelola pangan yang adil. Pemerintah diharapkan dapat mengambil langkah strategis untuk menjaga stabilitas harga gabah dan memastikan kesejahteraan petani.

Fenomena ini menjadi peringatan bagi pemerintah untuk segera menangani harga gabah yang anjlok, karena meskipun Indonesia memiliki potensi besar dalam sektor pertanian, ketidakstabilan harga bisa mengganggu upaya untuk mencapai swasembada pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani di masa depan.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img