Tangerang, 22 Januari 2025 – Di tengah era digital yang terus berkembang pesat, sektor UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) yang bergerak di bidang ternak lebah dan madu menghadapi berbagai tantangan besar. Mulai dari persaingan pasar global, dampak perubahan iklim, hingga tuntutan efisiensi dan keberlanjutan. Meskipun demikian, tantangan ini dapat diubah menjadi peluang besar jika pelaku UMKM memanfaatkan dua strategi utama: digitalisasi dan inovasi teknologi dalam proses pemanenan madu.
Digitalisasi: Menjangkau Pasar Lebih Luas
Digitalisasi telah membuka berbagai peluang bagi UMKM untuk memperluas pangsa pasar, seperti yang telah dibuktikan oleh Pak Hartono, seorang pengusaha ternak lebah. Dengan memanfaatkan platform e-commerce, seperti Shopee, Tokopedia, dan bahkan Amazon, pelaku UMKM dapat memasarkan produk madu mereka tidak hanya di tingkat lokal, tetapi juga hingga mancanegara.
Baca juga: BPJPH Gelar Sosialisasi Sertifikasi Halal Gratis untuk UMKM Sulawesi Tenggara!
Selain itu, media sosial seperti Instagram, Facebook, dan TikTok memberikan peluang bagi pelaku UMKM untuk membangun branding yang kuat dan mendidik konsumen. Konten edukasi mengenai manfaat madu, proses produksi, serta pentingnya menjaga kelestarian lebah dapat menarik perhatian konsumen yang semakin peduli dengan kualitas dan keberlanjutan produk yang mereka beli.
Tak kalah pentingnya, digitalisasi juga mendukung efisiensi operasional. Penggunaan aplikasi untuk manajemen stok, pencatatan transaksi, hingga komunikasi dengan pelanggan dapat menghemat waktu dan biaya. Ini memungkinkan pelaku UMKM untuk fokus pada pengembangan bisnis mereka, bukan hanya urusan administrasi.
Inovasi Teknologi: Alat Pengasap Lebah Elektrik
Selain digitalisasi, inovasi dalam teknologi pemanenan juga menjadi faktor penentu kesuksesan. Salah satunya adalah penggunaan alat pengasap lebah elektrik, yang menggantikan pengasap tradisional berbahan bakar organik seperti serbuk kayu atau daun kering. Alat pengasap elektrik ini memiliki sejumlah keunggulan, seperti efisiensi waktu, kemudahan penggunaan, dan ramah lingkungan.
Baca juga: Perkuat Industri Kakao Indonesia dengan Inisiatif TRACTIONS
Dengan menggunakan elemen pemanas yang menghasilkan asap secara otomatis, alat ini mengurangi waktu persiapan dan mempercepat proses panen madu. Selain itu, alat ini juga mengurangi risiko cedera karena penggunaannya yang lebih aman dan lebih mudah dibandingkan pengasap tradisional.
Lebih menariknya lagi, alat pengasap elektrik dapat bekerja dengan menggunakan sumber energi terbarukan, seperti panel surya mini, yang menjadikannya lebih ramah lingkungan. Kualitas asap yang dihasilkan juga lebih stabil, membantu menjaga kenyamanan lebah dan mengurangi stres pada koloni lebah, yang pada akhirnya meningkatkan hasil panen.
Kolaborasi untuk Kesuksesan Bersama
Untuk mewujudkan strategi digitalisasi dan inovasi teknologi ini, kolaborasi antara berbagai pihak sangat diperlukan. Pemerintah bisa berperan aktif dengan memberikan insentif atau pelatihan digital bagi pelaku UMKM, serta menyediakan dukungan riset dan pengembangan teknologi. Sementara itu, perguruan tinggi dan lembaga riset dapat membantu menyempurnakan alat pengasap elektrik agar lebih terjangkau dan mudah diakses oleh para peternak lebah.
Peningkatan kesadaran publik mengenai produk madu lokal dan pentingnya keberlanjutan lingkungan juga dapat membantu meningkatkan permintaan akan produk-produk UMKM ternak lebah.
Dengan sinergi antara digitalisasi, inovasi teknologi, dan dukungan dari berbagai pihak, sektor UMKM ternak lebah dan madu memiliki potensi besar untuk berkembang pesat, bahkan di tengah tantangan global yang ada.