Perkuat Industri Kakao Indonesia dengan Inisiatif TRACTIONS

Tangerang, 21 Januari 2025 – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Indonesia terus berupaya memperkuat daya saing kakao Indonesia di pasar domestik dan internasional. Salah satu langkah strategis yang diambil adalah mendukung Program Transforming the Cocoa Sector in Indonesia through Value Addition for Smallholders (TRACTIONS), yang bertujuan untuk mengembangkan sektor kakao premium di Indonesia. Program ini melibatkan berbagai pihak, termasuk Rainforest Alliance, Rikolto, Kalimajari, Dinas Pertanian Kabupaten Jembrana, dan Valrhona, bersama tujuh koperasi mitra yang menjadi penerima manfaat.

Pada 15 Januari 2025 lalu, Kemenperin bersama TRACTIONS menggelar lokakarya nasional untuk mendiseminasikan hasil dan capaian program ini. Dalam kesempatan tersebut, Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika, memberikan apresiasi terhadap inisiatif yang telah memperkuat rantai nilai kakao, sehingga produk kakao Indonesia dapat bersaing di pasar global.

Baca juga: Tempe dan Tahu Jadi Pilihan Utama Program Makan Bergizi Gratis

Salah satu tujuan utama dari lokakarya ini adalah untuk menjembatani koperasi produsen kakao dengan industri pengolahan cokelat dan peluang pasar biji kakao premium. Kegiatan ini membuka ruang bagi diskusi dan kolaborasi dalam meningkatkan kualitas bahan baku biji kakao serta memperluas akses pasar bagi produsen lokal. “Kolaborasi antara sektor publik dan swasta sangat penting agar kakao Indonesia tidak hanya unggul dalam kuantitas, tetapi juga dalam kualitas yang diakui dunia,” ujar Putu.

Melalui program TRACTIONS, Kemenperin juga menggelar business matching antara koperasi penghasil kakao dan industri cokelat artisan, yang berhasil mencatatkan kemitraan antara delapan perusahaan cokelat dengan tujuh koperasi produsen kakao. Ini adalah langkah penting dalam memastikan pasokan bahan baku yang berkualitas dan berkelanjutan untuk industri pengolahan cokelat di Indonesia.

Kemenperin juga telah menginisiasi pembentukan Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP), yang diharapkan dapat mendukung pengembangan sektor kakao dari hulu ke hilir secara berkelanjutan. Selain itu, program Cocoa Doctor yang diluncurkan untuk mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) petani kakao, telah melatih lebih dari 37 petani yang akan menyebarkan pengetahuan kepada lebih dari 3.700 petani lainnya.

Pentingnya transformasi sektor kakao Indonesia terlihat jelas dengan keberhasilan TRACTIONS yang telah membuka akses pasar internasional bagi lebih dari 100.000 ton biji kakao kepada 25 perusahaan cokelat premium global, termasuk Valrhona, perusahaan cokelat asal Prancis. Valrhona bahkan berencana untuk mendirikan pabrik pengolahan cokelat di Bali pada 2027, setelah membangun perkebunan kakao di Jembrana pada 2025.

Program TRACTIONS juga mencatatkan keberhasilan dalam memberdayakan perempuan dan anak muda melalui pelatihan dan pembukaan peluang usaha baru di sektor pertanian kakao, seperti usaha pembibitan kakao dan pengembangan gula aren. Dengan dukungan ini, diharapkan sektor kakao Indonesia tidak hanya tumbuh secara ekonomi, tetapi juga berkelanjutan dalam memberikan manfaat kepada komunitas lokal.

Baca juga: UMKM Opak di Garut Melejit, Mesin Modern Jadi Kuncinya!

Dengan berbagai langkah strategis ini, Kemenperin dan mitra terkait berharap dapat menjadikan Indonesia sebagai produsen kakao unggulan di dunia, sekaligus memberikan dampak positif bagi kesejahteraan petani dan masyarakat lokal.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img