Tangerang, 10 Januari 2025 – Menutup tahun 2024, Indonesia menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan sampah. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa timbunan sampah nasional mencapai 64 juta ton per tahun, dengan sekitar 12 persen atau 7,68 juta ton berupa sampah plastik. Masalah ini menjadi perhatian serius karena dampaknya terhadap lingkungan dan kesehatan.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Hanif Faisol Nurofiq, memperkenalkan pendekatan baru melalui industrialisasi pengelolaan sampah. “Indonesia perlu mengembangkan industrialisasi pengelolaan sampah untuk mengubah sampah menjadi sumber daya bernilai ekonomi,” ujar Hanif usai Rapat Koordinasi Nasional Pengelolaan Sampah 2024 di Jakarta, Kamis (12/12/2024).
Baca juga: Pengusaha UMKM Wajib Tahu! Ini Syarat Utang Rp500 Juta Dihapus!
Pendekatan ini mengacu pada prinsip ekonomi sirkular, yang melibatkan teknologi ramah lingkungan, manajemen profesional, dan sumber daya manusia terlatih. Salah satu fokus utama adalah pemanfaatan sampah sebagai energi melalui teknologi refuse derived fuel (RDF). Teknologi ini mengolah sampah anorganik menjadi bahan bakar alternatif bagi industri, seperti industri semen dan pembangkit listrik.
Dalam skenario jangka panjang pemerintah, industrialisasi pengelolaan sampah menjadi bagian dari target zero waste zero emission. Hingga kini, sebanyak 12 provinsi telah mengadopsi teknologi RDF untuk mengurangi timbunan sampah dan menghasilkan energi alternatif.
Potensi pengguna RDF juga cukup besar, meliputi 31 kota/kabupaten untuk industri semen, 47 kota/kabupaten untuk PLTU, hingga industri pupuk, kertas, dan tekstil di berbagai provinsi.
Untuk mendukung transformasi ini, pemerintah mencanangkan beberapa langkah strategis:
- Pengembangan Fasilitas Daur Ulang: Fokus pada pabrik daur ulang sampah plastik guna mengurangi ketergantungan pada tempat pembuangan akhir (TPA).
- Penerapan Teknologi Modern: Metode sanitary landfill mulai diterapkan untuk menggantikan open dumping.
- Kolaborasi dengan Sektor Swasta: Pemerintah menggandeng perusahaan daur ulang plastik untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan sampah.
- Kampanye Nasional: Gerakan “Pilah Sampah dari Rumah” diluncurkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.
Menurut Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), pada 2023 sekitar 60,4 persen sampah telah terkelola, namun masih ada 39,6 persen yang belum. Meskipun ada kemajuan, tantangan besar seperti minimnya fasilitas pembuangan sampah keluarga dan praktik membakar sampah masih perlu diatasi.
Baca juga: Bisnis Live Streaming Warung Madura Raih Keuntungan Miliaran
Hanif menegaskan, kementerian akan mengkaji penghentian impor sampah untuk mendorong pengelolaan sampah domestik. Dengan sinergi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat, Indonesia diharapkan dapat menjadi negara yang lebih bersih, berkelanjutan, dan ramah lingkungan.