Tangerang, 7 Januari 2025 – Sampah makanan kini menjadi masalah besar di seluruh dunia. Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), sekitar 41,60% dari total sampah di Indonesia merupakan sampah makanan, jauh lebih besar daripada sampah plastik yang hanya mencapai 18,71%. Bahkan, menurut Food and Agriculture Organization (FAO), setiap tahunnya 1,3 miliar ton makanan dibuang sia-sia, menyebabkan kerugian ekonomi yang mencapai Rp551 triliun. Meski demikian, hal ini membuka peluang bisnis pengolahan sampah makanan yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga memberikan dampak positif bagi lingkungan.
- Produk Olahan Makanan dari Sisa Bahan
Salah satu peluang bisnis yang dapat dijalankan adalah mengolah sisa makanan menjadi produk baru yang bernilai jual. Misalnya, buah-buahan yang tidak terpakai bisa diolah menjadi jus, puding, atau keripik buah. Sisa nasi juga bisa dijadikan cemilan seperti cireng, cimol, atau arem-arem. Produk-produk ini dapat dipasarkan melalui media sosial dengan harga jual yang terjangkau, mengingat biaya produksi yang rendah.
Baca juga: Inovasi Digital untuk Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa
Bisnis ini berpotensi berkembang dengan sistem platform daur ulang sampah makanan, yang dapat bekerja sama dengan masyarakat setempat untuk mengumpulkan sisa makanan dari rumah tangga atau restoran. Produk yang dihasilkan dapat dipasarkan kembali atau diolah menjadi produk dengan nilai tambah. Contoh keberhasilan serupa bisa dilihat pada perusahaan Too Good To Go yang telah menyelamatkan lebih dari 200 juta makanan di Eropa dan Amerika Utara.
- Pupuk Kompos dari Sampah Makanan
Selain mengolah makanan menjadi produk baru, sisa makanan juga bisa diubah menjadi pupuk kompos. Pupuk kompos berasal dari proses dekomposisi bahan organik seperti sisa makanan, yang menghasilkan humus kaya nutrisi untuk tanah. Dengan modal awal yang relatif rendah, bisnis ini memiliki potensi besar, apalagi di Indonesia yang memiliki sektor pertanian yang berkembang pesat.
Pupuk kompos ini bisa dijual kepada petani atau pengusaha kebun yang menginginkan produk ramah lingkungan untuk menjaga kesuburan tanah. Berdasarkan laporan, seorang warga di Kutai Timur berhasil meraih keuntungan hingga puluhan juta rupiah per bulan dengan modal sekitar Rp3 juta untuk usaha pupuk kompos.
Baca juga: Digitalisasi Produk Opak Ibu Wayuti Dorong Pasar Lebih Luas
- Budidaya Maggot sebagai Pakan Ternak
Peluang bisnis pengolahan sampah makanan lainnya adalah budidaya maggot dari limbah organik, termasuk sisa makanan. Maggot, larva dari lalat black soldier fly, kaya akan protein dan sangat cocok digunakan sebagai pakan ternak seperti ikan dan unggas. Selain itu, maggot juga membantu mengurai sampah organik, menjadikannya solusi ramah lingkungan.
Dengan modal awal yang sangat rendah, yaitu sekitar Rp88 ribu untuk membeli bibit maggot, bisnis ini memiliki potensi keuntungan yang signifikan. Maggot bisa dijual dalam bentuk hidup atau kering untuk digunakan sebagai pakan ternak. Mengingat semakin tingginya permintaan akan pakan ternak yang efisien dan ramah lingkungan, budidaya maggot menawarkan peluang yang sangat menjanjikan.
Kesimpulan: Peluang Bisnis Ramah Lingkungan yang Menguntungkan
Peluang bisnis pengolahan sampah makanan tidak hanya menguntungkan dari sisi ekonomi, tetapi juga berkontribusi besar dalam mengurangi dampak negatif sampah makanan terhadap lingkungan. Dengan kreativitas dalam mengolah sampah makanan, kita tidak hanya bisa membuka peluang bisnis baru, tetapi juga berperan dalam mewujudkan keberlanjutan lingkungan yang lebih baik. Jadi, jika Anda tertarik menjalankan bisnis yang menguntungkan dan ramah lingkungan, pengolahan sampah makanan bisa menjadi pilihan yang tepat.