Pentingnya ESG untuk Meningkatkan Keberlanjutan Bisnis di Indonesia

Tangerang, 13 Desember 2024 – Penerapan prinsip keberlanjutan dalam dunia usaha semakin penting di era bisnis modern. Kini, perusahaan tidak hanya berfokus pada efisiensi dan profit, namun juga diharuskan untuk menjaga keberlanjutan lingkungan dan memberikan manfaat bagi masyarakat untuk keberlanjutan bisnis. Hal ini tercermin dalam konsep Environmental, Social, and Governance (ESG) yang menjadi acuan dalam mengukur integritas dan keberlanjutan sebuah perusahaan.

Linda Chandrawati, Head of Environment Sustainability Governance (ESG) PT Bank Central Asia Tbk (BCA), menegaskan bahwa penerapan ESG memerlukan komitmen penuh dari manajemen perusahaan. “ESG merupakan perjalanan panjang dan harus dilakukan bersama-sama. Tanpa komitmen manajemen, implementasinya akan sulit,” ujar Linda dalam Diskusi “ESG: Pilar Penting Menuju Bisnis Berkelanjutan” yang diadakan pada 10 Desember 2024 di Jakarta.

Baca juga: Bisnis Hijau: Mengubah Sampah Menjadi Aset Bernilai

Sejak diterbitkannya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No 51 Tahun 2017 tentang keuangan berkelanjutan, BCA telah membentuk unit kerja khusus untuk melaksanakan program ESG di perusahaan. Melalui kebijakan ini, BCA berhasil menanamkan budaya keberlanjutan yang berorientasi pada pengembangan ekonomi hijau.

Salah satu bentuk komitmen BCA dalam hal ini adalah melalui pembiayaan berkelanjutan yang terdiri atas green financing (pembiayaan hijau) dan social financing (pembiayaan sosial), termasuk dukungan untuk UMKM. Pada September 2024, portofolio pembiayaan berkelanjutan BCA mencapai Rp 214 triliun, yang berkontribusi sekitar 24,3% terhadap total portofolio kredit.

Baca juga: Opaper Ajak UMKM Yogyakarta Digitalisasi Bisnis untuk Tembus Pasar Global

Namun, penerapan ESG di sektor perbankan juga menuntut kehati-hatian dalam memberikan kredit. BCA selalu melakukan penilaian yang ketat terhadap sektor usaha yang akan dibiayai, memastikan bahwa kegiatan mereka tidak merusak lingkungan atau melanggar prinsip-prinsip keberlanjutan.

Di sisi lain, Tom Malik, Head of Corporate Communication PT Merdeka Copper Gold Tbk, berbicara tentang tantangan ESG di sektor pertambangan. Menurutnya, meskipun pertambangan menggunakan sumber daya alam yang tidak terbarukan, perusahaan harus berkomitmen dalam pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan. Merdeka Copper Gold, sebagai contoh, telah menggunakan energi terbarukan 100% di tambang mereka di Banyuwangi sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi emisi.

Pentingnya penerapan ESG dalam perusahaan juga disoroti oleh Lufaldy Ernanda, Direktur Pengawasan Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Lufaldy menegaskan bahwa Indonesia, sebagai bagian dari Paris Agreement, memiliki kewajiban untuk berkontribusi dalam penurunan gas rumah kaca melalui kebijakan-kebijakan keberlanjutan, termasuk perdagangan karbon.

Indeks Integritas Bisnis Lestari 2024 yang diselenggarakan oleh Tempo dan Transparency International Indonesia (TII) menjadi salah satu alat untuk mengukur kinerja perusahaan dalam menerapkan ESG. Melalui indeks ini, perusahaan dapat dilihat dari tiga aspek utama ESG: integritas bisnis, hak asasi manusia, dan pengelolaan lingkungan hidup.

Dengan semakin banyaknya perusahaan yang sadar akan pentingnya keberlanjutan dan ESG, diharapkan Indonesia dapat semakin maju dalam hal pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan yang berkelanjutan, sekaligus mendorong ekonomi ramah lingkungan di masa depan.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img