getimedia.id – Jakarta, Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Sosialisasi Undang-Undang (UU) Cipta Kerja (Ciptaker) telah mengadakan sebuah Focus Group Discussion (FGD) yang berjudul “Aspek Kemitraan Bagi Usaha Mikro Kecil dengan Usaha Menengah dan Besar dalam UU Cipta Kerja.”Â
Acara berlangsung di Batam pada Jumat, 4 Agustus 2023, dan telah melibatkan para pemangku kepentingan utama dalam upaya mengakselerasi pertumbuhan ekonomi dan mengurangi tingkat kemiskinan ekstrem di Indonesia.
Dalam FGD ini, terdapat dua pembicara utama yang sangat berpengalaman di bidang ekonomi dan industri, yaitu Prof Dr R M Gunawan Sumodiningrat, MEc, seorang Pakar Ekonomi dari Universitas Gadjah Mada, dan Ir Made Dana Tangkas, MSi, IPU, ASEAN Eng, yang menjabat sebagai Presiden Institut Otomotif Indonesia (IOI).Â
Kedua pembicara ini membawa wawasan yang berharga tentang peran kemitraan antara usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dengan usaha besar dalam mendukung pertumbuhan ekonomi.
Selain kedua pembicara utama, acara ini juga dihadiri oleh perwakilan dari seluruh kementerian terkait, Pemerintah Kota Batam, dinas-dinas Kota Batam, pelaku usaha besar, dan wakil-wakil dari sektor UMKM di Batam.Â
Ketua Satgas UU Ciptaker, Arif Budimanta, mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan bagian integral dari strategi nasional yang bertujuan menghapus kemiskinan ekstrem di Indonesia hingga mencapai nol persen pada tahun 2024.
Menurut Arif Budimanta, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menetapkan target ambisius ini sebagai bagian dari upaya mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) lebih cepat dari yang telah direncanakan sebelumnya.Â
Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2020 tentang Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem telah memberikan landasan hukum untuk langkah-langkah percepatan tersebut.
Kemitraan antara UMKM dan usaha besar menjadi fokus utama dalam FGD ini. Arif Budimanta menjelaskan, “Dalam diskusi ini, kita akan membahas salah satu topik penting yang merupakan mandat dari UU Ciptaker atau UU Nomor 6 Tahun 2023, yaitu tentang kemitraan.”Â
Pemerintah memiliki harapan besar bahwa kemitraan semakin solid antara UMKM dengan perusahaan besar akan terbentuk di Batam, dan sejumlah contoh sukses telah diberikan.
Salah satu contoh sukses adalah kemitraan antara Ilyas Karya melalui PT Pelita Karyasindo Perkasa, yang memasok suku cadang untuk produsen sepeda Shimano, merek internasional terkemuka asal Jepang. Proses quality control pabrik Shimano Singapura juga melibatkan PT Pelita Karyasindo Perkasa.
Pemerintah, melalui Satgas Percepatan Sosialisasi UU Ciptaker, berharap semakin banyak UMKM di Batam yang akan menjalin kemitraan serupa. Dengan menjadi bagian dari rantai pasok perusahaan besar, UMKM di Batam dapat berkembang lebih baik dan berkontribusi secara signifikan pada pertumbuhan ekonomi di wilayah ini.
Kemitraan ini tidak hanya meningkatkan lapangan kerja tetapi juga memungkinkan UMKM menjalankan usaha yang berkelanjutan. Sebagai informasi, UMKM adalah sektor yang paling besar menyerap tenaga kerja di Indonesia, mencapai 97 persen dari total tenaga kerja.Â
Dengan penyerapan lapangan kerja yang kuat dan usaha UMKM yang berkelanjutan melalui kemitraan dengan perusahaan besar, misi pemerintah untuk menghapus angka kemiskinan ekstrem di Indonesia dapat menjadi lebih mungkin tercapai.
Tentunya, langkah ini akan membawa manfaat ekonomi yang signifikan bagi Batam, kawasan yang termasuk dalam Kawasan Bebas atau Free Trade Zone (FTZ). Batam, bersama dengan Sabang, Bintan, dan Karimun, merupakan salah satu kawasan bebas di Indonesia yang tidak memberlakukan bea masuk, Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).Â
Keputusan untuk menjadikan Batam sebagai FTZ adalah bagian dari upaya pemerintah untuk mendukung proses industrialisasi di Indonesia dan mengubah masyarakat agraris menjadi masyarakat industri.
Acara FGD ini menjadi salah satu tonggak penting dalam mencapai tujuan nasional untuk mengurangi tingkat kemiskinan ekstrem dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif di Batam serta di seluruh Indonesia. Semoga kemitraan antara UMKM dan usaha besar akan semakin berkembang dan memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat dan perekonomian di wilayah ini.