Tangerang, 21 November 2024 – Perusahaan-perusahaan besar mulai mengurangi ketergantungan energi utama pada batu bara sebagai respons terhadap meningkatnya tuntutan global untuk energi bersih. Langkah ini sejalan dengan komitmen Indonesia untuk mencapai target emisi nol bersih (net zero emission) sebelum 2050, sebagaimana diungkapkan oleh Presiden Prabowo Subianto dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Brasil pada Selasa (19/11/2024).
Dalam pidatonya, Presiden Prabowo menyebut bahwa Indonesia berencana memensiunkan pembangkit listrik tenaga uap berbasis fosil dalam 15 tahun ke depan. Komitmen ini menandai langkah besar menuju transisi energi hijau. Meski demikian, batu bara masih menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia dengan nilai ekspor mencapai US$22,68 miliar pada Januari-September 2024.
Baca juga: Shopee dan Inovasi Dorong Sukses Bittersweet by Najla
Berikut adalah beberapa emiten yang mulai melakukan diversifikasi bisnis untuk mendukung upaya keberlanjutan:
1. TBS Energi Utama Tbk. (TOBA)
TOBA telah melepas dua aset PLTU dengan kapasitas 200 MW melalui divestasi anak usaha senilai US$144,8 juta. Hasil divestasi ini akan digunakan untuk investasi di sektor berkelanjutan seperti energi terbarukan dan ekosistem kendaraan listrik.
2. Indika Energi Tbk. (INDY)
INDY menargetkan 50% pendapatannya berasal dari bisnis nonbatu bara pada 2028. Emiten ini telah menjual sejumlah aset, termasuk PT Multibahtera Segara Sejati (MBSS) dan PT Peterosea Tbk. (PTRO), untuk mendukung ekspansi bisnis di sektor nonfosil.
Baca juga: Peluang Bisnis Musim Hujan: Cepat, Mudah, Menguntungkan!
3. Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO)
Adaro, yang kini bertransformasi menjadi PT Alamtri Resources Indonesia Tbk., sedang memisahkan unit bisnis batu bara termal melalui IPO Adaro Andalan Indonesia (AADI). Emiten ini menargetkan pendapatan nonbatu bara mencapai 50% pada 2030.
4. Fokus Inovasi dan Kolaborasi
Pandangan para pemimpin emiten menunjukkan bahwa transisi dari batu bara tidak hanya menuntut inovasi dalam teknologi energi bersih tetapi juga kolaborasi strategis untuk menghadapi tantangan seperti manajemen limbah dan perubahan tren pasar.
Transformasi Menuju Masa Depan
Langkah strategis emiten-emiten tersebut mencerminkan keseriusan sektor korporasi dalam mendukung transisi energi. Diversifikasi ini tidak hanya mendorong pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan, tetapi juga mendukung visi Indonesia untuk meninggalkan energi kotor demi masa depan yang lebih hijau.