Tangerang, 20 November 2024 – Wakil Menteri Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), Helvi Y Moraza, menyampaikan dua prioritas utama yang diamanatkan oleh Presiden Prabowo Subianto untuk pengembangan UMKM di Indonesia, yaitu akses permodalan dan perluasan pasar. Langkah ini diharapkan mampu menjawab tantangan utama yang selama ini dihadapi oleh sektor UMKM berani digitalisasi.
Helvi menjelaskan bahwa masalah permodalan masih menjadi kendala utama bagi pelaku UMKM. “UMKM saat ini masih menghadapi masalah klasik, yakni keterbatasan modal dan kesulitan mengaksesnya,” ujar Helvi dalam pernyataan tertulisnya pada Senin (18/11/2024). Ia menambahkan bahwa meskipun inovasi dan produksi UMKM telah berkembang dan berani digitalisasi, optimalisasi penyerapan produk mereka di pasar masih menjadi tantangan besar.
Baca juga: Roti Ropi Memperkenalkan Roti Indonesia di Pasar Dubai
Upaya Pemerintah Meningkatkan Akses Modal
Untuk mengatasi masalah ini, Kementerian UMKM telah bergerak cepat dengan menggandeng pihak perbankan guna memastikan Kredit Usaha Rakyat (KUR) tersalurkan secara efektif. Selain itu, struktur permodalan UMKM yang belum terorganisir akan diidentifikasi agar lebih terarah. Langkah ini bertujuan untuk memastikan pelaku UMKM memiliki akses pendanaan yang lebih mudah dan terjangkau.
Selain dukungan finansial, Helvi juga menekankan pentingnya digitalisasi. Ia menyebut bahwa UMKM perlu beradaptasi dengan era ekonomi digital untuk memperluas pasar. “UMKM tidak bisa terus bergantung pada sistem konvensional. Suka atau tidak, mereka harus masuk ke ekosistem digital,” ujarnya.
Baca juga: Transisi Energi, PLN Gandeng Pendanaan Hijau
Digitalisasi dan Sinergi dengan Industri
Sebagai bagian dari strategi pengembangan, Kementerian UMKM juga berencana menjadikan pelaku UMKM sebagai bagian dari rantai pasok industri nasional. Hal ini dilakukan melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk Kementerian BUMN, untuk menciptakan ekosistem industri yang mendukung.
Helvi berharap UMKM dapat mengambil porsi signifikan dalam rantai pasok nasional, setidaknya separuh dari potensi manufaktur daerah. “Dengan demikian, UMKM dapat menjadi motor penggerak ekonomi daerah sekaligus berkontribusi pada perekonomian nasional,” tutup Helvi.
Langkah-langkah strategis ini diharapkan mampu mengatasi tantangan utama UMKM sekaligus mendorong sektor tersebut untuk tumbuh lebih kuat di tengah era digital dan kompetisi global.