Tangerang, 18 November 2024 – PT Pertamina (Persero) semakin menunjukkan komitmennya terhadap keberlanjutan lingkungan dengan mengintegrasikan dua strategi utama dalam penyerapan karbon emisi, yaitu pemanfaatan alam dan teknologi. Melalui pengembangan Bioenergy Combined with Carbon Capture and Storage (BECCS), perusahaan energi nasional ini berperan besar dalam mengurangi dampak perubahan iklim di Indonesia.
Dalam keterangan resminya, SVP Technology Innovation Pertamina, Oki Muraza, menjelaskan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk mengimplementasikan teknologi BECCS. “Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam, terutama dalam sektor pertanian dan kehutanan. Lebih dari 50 persen wilayah Indonesia masih tertutup hutan, yang merupakan salah satu penyerap karbon alami terbesar,” ujar Oki pada Minggu (17/11/2024).
Baca juga: BRI Investasi Rp764,8 Triliun untuk Pembangunan Berkelanjutan
Potensi penyimpanan emisi karbon di Indonesia juga sangat besar. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Pertamina, kapasitas penyimpanan (storage) untuk emisi karbon di Indonesia bisa mencapai 7 Giga Ton. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pertanian dan kehutanan Indonesia memiliki peran yang sangat vital dalam upaya mengurangi jejak karbon negara ini.
Melalui kombinasi Bioenergi dan Carbon Capture and Storage (CCS), Pertamina berusaha memanfaatkan potensi alam yang ada serta teknologi canggih untuk menyerap karbon secara lebih efektif. Bioenergi berasal dari bahan-bahan organik yang dihasilkan oleh sektor pertanian dan kehutanan, sementara CCS berfungsi untuk menangkap dan menyimpan emisi karbon dari sektor energi, terutama minyak dan gas.
Baca juga: Peluang Energi Terbarukan dalam Meningkatkan Ketahanan Energi Indonesia
Sektor kehutanan dan pertanian Indonesia, yang mampu menyerap karbon melalui proses fotosintesis, diakui oleh Pertamina sebagai bagian dari solusi dalam mengurangi emisi karbon global. Perusahaan ini pun berkomitmen untuk menjaga operasionalnya tetap berdekatan dengan hutan dan lahan pertanian yang memiliki kapasitas besar dalam penyerapan karbon.
Langkah ini mencerminkan upaya Pertamina untuk mendukung transisi energi yang lebih hijau dan berkelanjutan, sejalan dengan target pengurangan emisi karbon dan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) Indonesia.
Kesimpulan
Dengan mengintegrasikan bioenergi dan teknologi CCS, Pertamina membuka jalan bagi Indonesia untuk mengurangi emisi karbon secara signifikan, sembari mendukung sektor pertanian dan kehutanan sebagai elemen penting dalam keberlanjutan lingkungan. Inisiatif ini akan menjadi kunci dalam mengurangi dampak perubahan iklim di masa depan dan meningkatkan ketahanan energi negara.