Tangerang, 15 November 2024 – Revolusi industri yang dimulai sejak abad ke-18 telah mengubah wajah dunia dari sistem produksi tradisional menjadi lebih modern. Kini, dengan maraknya digitalisasi, kita memasuki Era Industri 5.0 atau Era Society 5.0, sebuah konsep yang berfokus pada integrasi antara teknologi canggih dan kemampuan inovatif manusia. Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, Indonesia memiliki potensi besar untuk memanfaatkan peluang ini, tetapi apakah generasi muda Indonesia siap menghadapi tantangan yang ada?
Era Industri 5.0 adalah kelanjutan dari revolusi industri sebelumnya, termasuk era mesin uap, elektrifikasi, komputer, hingga sistem siber fisik (cyber-physical systems) yang menjadi ciri khas era Industri 4.0. Dalam era ini, manusia dan teknologi berkolaborasi untuk menciptakan sistem produksi yang lebih efisien, fleksibel, dan inklusif. Meskipun begitu, dengan hadirnya otomatisasi dan teknologi, ada potensi besar di mana beberapa pekerjaan manusia bisa digantikan oleh mesin. Namun, tidak semua pekerjaan terancam hilang. Salah satu sektor yang diprediksi dapat berkembang pesat adalah industri kreatif.
Baca juga: Strategi Jitu UMKM Agar Penjualan Meningkat di Marketplace
Industri Kreatif Sebagai Pilar Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Industri kreatif Indonesia, yang meliputi subsektor kuliner, tekstil, dan kriya, saat ini menyumbang 6,89% terhadap PDB nasional pada tahun 2023. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), lebih dari 90% tenaga kerja di sektor ini bekerja di tiga subsektor tersebut. Dengan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian, industri kreatif diyakini menjadi salah satu pilar utama dalam menghadapi Era Industri 5.0. Berbeda dengan sektor tradisional, industri kreatif lebih mengandalkan sumber daya manusia melalui ide, talenta, dan kreativitas.
Namun, sektor ini juga menghadapi tantangan besar, terutama terkait permodalan, kurangnya hak atas kekayaan intelektual (IP), dan terbatasnya akses pasar internasional. Data menunjukkan bahwa 92,37% industri kreatif dijalankan dengan modal sendiri, dan 88,95% pelaku usaha tidak memiliki IP. Kendala lainnya adalah pemasaran yang masih terfokus pada pasar lokal. Untuk mengatasi tantangan ini, pemerintah perlu memperkuat kapasitas sumber daya manusia (SDM) agar mampu memanfaatkan teknologi digital dalam memasarkan produk-produk kreatif ke pasar global.
Baca juga: Gapki Dorong Petani Sawit Dukung Swasembada Energi
Peluang dan Tantangan Bagi Generasi Muda
Generasi muda Indonesia memegang peran penting dalam menghadapi tantangan ini. Sebagai generasi yang tumbuh di tengah perkembangan teknologi, mereka memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap perubahan. Mereka juga lebih mudah menggunakan teknologi untuk menciptakan ide-ide inovatif yang bisa membawa dampak positif bagi industri kreatif. Melalui kreativitas dan semangat berinovasi, generasi muda diharapkan menjadi agen perubahan dalam memajukan sektor ini.
Namun, Indonesia menghadapi tantangan besar dalam hal penyerapan tenaga kerja dengan pendidikan yang relevan. Data dari Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2024 menunjukkan bahwa angka pengangguran terbuka untuk lulusan SMK masih tinggi, yakni mencapai 9,01%. Padahal, SMK seharusnya menjadi penyuplai tenaga kerja terampil untuk berbagai sektor, termasuk manufaktur, teknologi informasi, dan jasa. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia perlu memperkuat pendidikan dan pelatihan vokasi untuk menyiapkan tenaga kerja yang terampil dan siap bersaing dalam industri 5.0.
Peran Pemerintah dalam Mempersiapkan SDM Unggul
Pemerintah memiliki peran yang sangat penting dalam memastikan bahwa tenaga kerja Indonesia siap untuk berkompetisi di era digital ini. Upaya untuk meningkatkan literasi digital dan keterampilan teknologi perlu didorong melalui kurikulum pendidikan yang lebih relevan dan pelatihan berbasis industri. Dengan memanfaatkan bonus demografi yang akan mencapai puncaknya pada 2030-2035, Indonesia harus memastikan bahwa generasi mudanya siap mengisi peran-peran dalam industri kreatif dan sektor-sektor lain yang berbasis teknologi.
Era Industri 5.0 menawarkan banyak peluang bagi Indonesia, terutama dalam sektor ekonomi kreatif yang berbasis inovasi dan teknologi. Oleh karena itu, pemerintah dan seluruh pihak terkait harus bekerja sama untuk menciptakan ekosistem yang mendukung perkembangan industri kreatif dan memastikan bahwa tenaga kerja Indonesia, khususnya generasi muda, memiliki keterampilan yang sesuai untuk menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang di era yang akan datang.