Tangerang, 15 Oktober 2024 – Pada tahun 2023, sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia mencatatkan kontribusi yang luar biasa terhadap perekonomian nasional. Sebagai sektor yang menyumbang 61 persen terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) dengan nilai sekitar 9.580 triliun rupiah, serta mampu menyerap 117 juta pekerja atau 97 persen dari total tenaga kerja, UMKM menjadi motor penggerak ekonomi Indonesia. Namun, meskipun kontribusinya signifikan, pelaku UMKM dihadapkan pada berbagai tantangan yang harus segera diatasi untuk memastikan kelangsungan dan pertumbuhannya.
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh pelaku UMKM adalah kegagalan produk atau layanan yang sering terjadi akibat ketidakcocokan dengan kebutuhan pasar. Boyke Rudy Purnomo, dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, dalam diskusi UMKM CLASS SERIES #11 di Ruang Multimedia 1 UGM, mengungkapkan bahwa kegagalan produk sering disebabkan oleh kurangnya riset pasar, keterbatasan modal, atau inovasi yang kurang tepat. Hal ini mengakibatkan banyak produk tidak mampu memenuhi target pasar yang diinginkan.
Baca juga: Percepat Pembangunan Perumahan, Kukar Gelar Sertifikasi SDM
Selain itu, risiko kredit usaha juga menjadi masalah serius bagi pelaku UMKM. Menurut Lutfi Anggriawan, Branch Office Head Bank Rakyat Indonesia (BRI), risiko kredit usaha muncul akibat potensi gagal bayar atau ketidakmampuan pelaku usaha untuk memenuhi kewajiban pembayaran utang. Banyak pelaku UMKM yang tidak memiliki sistem akuntansi atau manajemen keuangan yang memadai, sehingga kesulitan dalam memantau arus kas dan pembayaran utang. Risiko ini jika tidak dikelola dengan baik, dapat berdampak pada kebangkrutan dan kesulitan dalam mengakses pinjaman baru untuk pengembangan usaha.
Dr. Ina Melati, dosen Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, menambahkan bahwa sekitar 60 persen UMKM di negara berkembang, termasuk Indonesia, mengalami kesulitan dalam mendapatkan kredit formal. Hal ini menghambat mereka untuk berinvestasi dalam inovasi dan digitalisasi yang sangat dibutuhkan untuk bertahan di pasar yang semakin kompetitif.
Baca juga: Mau Jadi Animator Handal? MNP Wajibkan Sertifikasi Ini!
Menyikapi tantangan tersebut, Dr. dr. Rustamaji, Direktur Pengabdian kepada Masyarakat UGM, menjelaskan bahwa kegiatan diskusi dan pelatihan seperti ini bertujuan untuk membekali pelaku UMKM dengan keterampilan dalam mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola risiko bisnis secara efektif. Dengan pemahaman yang lebih baik, diharapkan pelaku UMKM dapat meminimalisir kerugian dan meningkatkan daya saing mereka di pasar.
Untuk menghadapi perubahan pasar yang semakin dinamis, UMKM di Indonesia perlu meningkatkan inovasi, digitalisasi, dan kolaborasi dengan berbagai pihak, baik pemerintah maupun sektor swasta. Dengan langkah-langkah tersebut, sektor UMKM dapat terus berkembang dan berkontribusi lebih besar dalam perekonomian Indonesia.