Tangerang, 14 November 2024 – Penjabat (Pj) Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Sumatera Utara (Sumut), Tyas Fatoni, menyatakan optimisme mengenai regenerasi penenun di Sumut setelah meninjau program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) Tenun yang diselenggarakan di UPT Pelatihan Koperasi dan UKM Sumut, Medan, pada Selasa (12/11/2024). Program ini bertujuan untuk mencetak wirausahawan muda yang mampu mengembangkan kerajinan tenun khas daerah.
Tyas menyampaikan bahwa hasil dari pelatihan yang berlangsung selama lebih kurang sebulan ini sangat memuaskan. Para peserta yang mayoritas berusia 16 hingga 20 tahun, dinilai berhasil menangkap materi pelatihan dengan baik. “Kita optimis pelestarian penenun di Sumut ini akan terus berlangsung. Hasil yang dicapai sangat bagus, mereka bisa menenun dengan baik sesuai dengan yang ditargetkan,” ujar Tyas.
Baca juga: Bisnis Co-Living Melejit, Milenial Lebih Suka Gaya Hidup Ini!
Lebih lanjut, Tyas mengungkapkan bahwa setiap peserta akan diberikan alat tenun dan benang setelah pelatihan selesai, sebagai modal untuk memulai usaha sendiri. Hal ini diharapkan dapat membuka peluang bagi mereka untuk menjadi pengusaha tenun yang bersaing dengan penenun lainnya di pasar yang lebih luas. “Tujuan kami tidak hanya melatih, tetapi juga memberdayakan peserta agar mereka bisa mandiri secara ekonomi,” tambah Tyas.
Program PKW ini merupakan inisiatif dari Kemendikbudristek untuk menciptakan wirausaha baru di bidang kerajinan. Dekranasda Sumut berperan penting dalam penyelenggaraan dan dukungannya terhadap para peserta. Selain pelatihan, peserta juga akan mendapatkan pembinaan lanjutan agar mereka dapat berkembang lebih baik setelah menyelesaikan pelatihan. “Setelah pelatihan, tidak serta merta dilepas, tetap ada pembinaan agar mereka bisa benar-benar berdaya sendiri,” tegas Tyas.
Junjung Hutabarat, pelatih tenun yang memandu pelatihan ini, juga memberikan komentar positif tentang perkembangan peserta. Menurut Junjung, peserta pelatihan menunjukkan progres yang sangat baik, dan tidak mengalami kesulitan berarti. “Kita bersyukur pelatihan ini berjalan lancar, mereka cepat memahami teknik menenun, dan progresnya sangat baik,” ujar Junjung. Ia juga menekankan pentingnya regenerasi penenun agar keterampilan dan motif tenun khas Sumut tetap lestari di masa depan.
Salah satu peserta, Zalfa Malihah Zahirah, yang berasal dari Aek Nabara, mengungkapkan rasa senangnya mengikuti pelatihan tersebut. Zalfa, yang berusia 17 tahun dan sudah memiliki keahlian menjahit, merasa pelatihan ini memberikan kesempatan emas baginya untuk memperdalam keterampilan menenun. “Saya senang bisa mengikuti pelatihan ini. Dengan keahlian yang saya miliki, pelatihan ini sangat bermanfaat dan saya optimis bisa membuka usaha di bidang tenun setelah selesai pelatihan,” ujar Zalfa.
Baca juga: Inilah 3 Jenis Mata Uang Digital yang Wajib Kamu Tahu!
Pelatihan tenun yang diadakan di Sumut ini tidak hanya bertujuan untuk melestarikan seni tenun, tetapi juga untuk meningkatkan kesejahteraan peserta melalui pengembangan keterampilan yang berpotensi membuka peluang usaha baru. Dengan adanya dukungan dari Dekranasda dan Kemendikbudristek, diharapkan regenerasi penenun muda dapat terus berjalan, melestarikan budaya, dan menggerakkan ekonomi lokal di Sumatera Utara.