Tangerang, 12 November 2024 – Menteri Koperasi dan UKM (Menkop) Budi Arie Setiadi mengungkapkan serangkaian langkah strategis untuk mengatasi masalah yang tengah melanda Koperasi Susu di Boyolali dan Pasuruan. Langkah ini bertujuan untuk memastikan produksi susu dari peternak dan koperasi dapat diserap dengan optimal oleh Industri Pengolahan Susu (IPS) atau pabrik susu.
Menanggapi krisis yang terjadi, Menkop Budi Arie menegaskan, Kemenkop akan berkoordinasi dengan koperasi susu dan IPS untuk menjamin penyerapan hasil produksi yang lebih baik. “Kemenkop akan mengadakan pertemuan dengan usaha dagang koperasi di Boyolali pada Kamis 15 November 2024,” kata Budi Arie dalam keterangan resminya di Jakarta, Senin (11/11).
Baca juga: Menperin Apresiasi Kementan Atas Program Susu Lokal
Selain itu, Kemenkop juga akan melakukan koordinasi dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk mengevaluasi regulasi impor susu yang dinilai mempengaruhi daya saing produk susu lokal. “Pemerintah akan mengimplementasikan program Makan Bergizi Gratis yang salah satunya mengandalkan pasokan susu dalam negeri,” lanjut Menkop Budi Arie.
Pemerintah juga akan memperkuat koordinasi dengan pemerintah daerah di sentra produksi susu untuk memonitor serta mengevaluasi pola pendampingan koperasi produksi dan perdagangan susu segar. Sebagai bagian dari solusi jangka pendek, Menkop Budi Arie menginstruksikan Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) KUMKM untuk menyediakan pembiayaan bagi koperasi susu yang membutuhkan modal guna meningkatkan volume dan kualitas produksi mereka.
“LPDB akan mendukung koperasi susu untuk meningkatkan kualitas produksi dan memulai hilirisasi produk susu,” ujarnya. Menkop juga menyarankan koperasi susu untuk memanfaatkan teknologi pengolahan dan penyimpanan susu agar dapat memenuhi standar kualitas pabrik.
Kemenkop menilai bahwa pengembangan produk turunan susu seperti minuman pasteurisasi, yoghurt, dan keju dapat menjadi solusi untuk mengatasi produksi susu yang berlebih. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan keberlanjutan industri susu lokal.
Kemenkop juga mengusulkan kerja sama dengan Badan Riset Nasional (BRIN) untuk mengembangkan bibit sapi perah unggul yang dapat meningkatkan hasil produksi susu per sapi. Sementara itu, untuk meningkatkan daya saing produk susu lokal, Menkop merekomendasikan pendirian industri pengolahan susu, seperti skimmed milk powder (SMP) dan whole milk powder (WMP), yang mampu bersaing dengan produk impor.
Di sisi lain, Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono menambahkan bahwa LPDB KUMKM akan terus mendukung pembangunan pabrik pengolahan susu oleh koperasi. Pemerintah juga akan mengkaji ulang tarif bea masuk impor susu untuk melindungi kepentingan industri susu nasional. “Kami akan mengadakan pertemuan dengan IPS dan Kementerian Pertanian agar IPS dapat menyerap susu produksi peternak dan koperasi,” ujar Wamenkop Ferry.
Baca juga: Pentingnya Green Jobs untuk Pembangunan Berkelanjutan
Melalui langkah-langkah tersebut, diharapkan produksi susu dalam negeri dapat lebih optimal, meningkatkan kesejahteraan peternak, dan memperkuat kemandirian industri susu nasional.