Tangerang, 09 November 2024 – Industri minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia tengah menghadapi tantangan besar dalam menyesuaikan diri dengan perubahan paradigma energi global. Kesadaran yang semakin meningkat akan dampak perubahan iklim serta tuntutan untuk beralih ke energi rendah karbon membuat sektor migas perlu melakukan transformasi signifikan, terutama dalam hal pengelolaan sumber daya manusia (SDM). Guna menjawab tantangan tersebut, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) ESDM, melalui Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi (PPSDM Migas) dan Politeknik Energi dan Mineral Akamigas (PEM Akamigas), menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) bertema Towards Net Zero Emissions: Future Human Capital for Oil and Gas Industry.
FGD yang digelar pada Kamis, 7 November 2023 ini dihadiri oleh 150 peserta yang berasal dari berbagai instansi pemerintah, badan usaha, asosiasi sub-sektor migas, serta lembaga pendidikan. Sejumlah narasumber penting juga hadir, di antaranya dari SKK Migas, PT Pertamina Persero, Kementerian Ketenagakerjaan, dan Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia. Acara ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Human Capital Summit yang akan dilaksanakan pada bulan Juni 2025.
Baca juga: Gandeng UMKM dan Chef Halal, ISEF 2024 Siap Mendunia!
Dalam sambutannya, Sekretaris BPSDM ESDM, Wakhid Hasyim, menjelaskan bahwa FGD ini bukan sekadar acara diskusi, tetapi diharapkan dapat memberikan masukan yang konkret dalam menganalisis kebutuhan SDM di sektor migas, terutama dalam mendukung transisi energi rendah karbon di Indonesia. “Dari acara ini diharapkan kita dapat mengidentifikasi kebutuhan SDM yang mendukung transisi energi di Indonesia, khususnya secara kuantitas, kualitas, dan kompetensi di sub-sektor minyak dan gas bumi. Tujuan dari FGD ini adalah untuk mengeksplorasi peta transformasi sumber daya manusia di industri migas serta tantangan dan peluang dalam pengembangan SDM untuk menghadapi energi rendah karbon di masa depan,” ujar Wakhid.
Baca juga: Edukasi Lingkungan dan Keuangan untuk Siswa SMA di Kemenkeu
Senada dengan itu, Sekretaris SKK Migas, Luky Agung Yusgiantoro, menekankan pentingnya kesiapan SDM dalam mendukung transisi energi di Indonesia. Menurut Luky, ada tiga jalur pengembangan SDM yang dapat dilakukan, yaitu melalui kerja sama dengan institusi pendidikan, pengembangan tenaga kerja nasional, dan pengembangan tenaga kerja lokal. “Kerja sama dengan institusi pendidikan dapat berupa sharing knowledge, expat goes to campus, serta mentoring di kampus oleh ahli. Sementara itu, pengembangan tenaga kerja nasional dapat dilakukan dengan pengisian posisi strategis oleh tenaga kerja nasional, serta pelatihan dan pengembangan SDM inti migas. Selain itu, penting juga untuk mengembangkan tenaga kerja lokal melalui program pemagangan,” jelasnya.
Luky juga menekankan pentingnya peran SDM dalam kemajuan suatu negara, bukan hanya bergantung pada kekayaan sumber daya alam. “Negara maju bukan karena SDA-nya, tapi dari SDM-nya,” tambah Luky.
Acara ini merupakan langkah penting dalam mempersiapkan tenaga kerja kompeten untuk mendukung transformasi energi di Indonesia. Puncak dari upaya ini akan diwujudkan pada Human Capital Summit 2025 dengan tema Accelerating the Transformation of Green Collar Workforce towards Energy Transition in Indonesia, yang dijadwalkan pada Juni 2025. Tema tersebut menyoroti pentingnya membangun “green collar workforce” atau tenaga kerja yang terlibat di sektor energi terbarukan dan keberlanjutan, yang diharapkan akan menjadi ujung tombak dalam transformasi menuju sistem energi yang lebih bersih dan efisien.
Dengan adanya kegiatan FGD dan Human Capital Summit ini, diharapkan sektor migas Indonesia dapat menghasilkan SDM unggul yang siap menghadapi era transisi energi dan mendukung target net zero emissions.