Aplikasi dan Buku Digital Upaya Baru Lestarikan Batik Indonesia

Tangerang, 07 November 2024 – Batik sebagai warisan budaya Indonesia kembali mendapat perhatian khusus dalam Peringatan Hari Batik Nasional (HBN) 2024 yang diselenggarakan di Candi Prambanan. Pada kesempatan tersebut, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, menegaskan pentingnya melestarikan batik sebagai simbol budaya sekaligus mendorong pengembangan corak dan motifnya sesuai perkembangan zaman.

Acara ini diselenggarakan oleh Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik (BBSPJIKB), unit di bawah Kementerian Perindustrian. Sri Sultan menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan acara tersebut dan mendukung upaya revitalisasi progresif di industri batik. “Pendekatan revitalisasi yang mencakup aspek komprehensif harus mampu mengenali potensi sejarah, makna, keunikan, dan citra budaya batik,” ungkapnya.

Baca juga: Industri Motor Roda Dua Dorong Ekonomi Indonesia Melaju!

Lebih lanjut, Sri Sultan menekankan bahwa revitalisasi batik harus melibatkan pendekatan lintas sektoral dan multidimensi yang tidak hanya berfokus pada tampilan fisik tetapi juga nilai budaya dan pencitraan lokal. Pendekatan ini diharapkan bisa mengakar hingga ke substansi budaya batik, menjadikannya lebih dari sekadar motif pada kain, namun juga sebagai identitas nasional yang bernilai tinggi.

Senada dengan Sri Sultan, Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA), Reni Yanita, menekankan pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak. Kolaborasi ini meliputi pelaku usaha, pemasok bahan baku, distributor, pemerintah, akademisi, hingga desainer. “Dengan bersama-sama, kekuatan masing-masing dapat dimaksimalkan sehingga tujuan bisnis tercapai lebih efektif,” kata Reni.

Saat ini, tercatat ada 201 sentra industri batik di Indonesia yang tersebar di 11 provinsi, termasuk 23 sentra di DIY. Sentra-sentra ini berperan sebagai mitra dalam menyediakan bahan baku, distribusi, serta pengembangan produk dan inovasi.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, Andi Rizaldi, menyebutkan bahwa batik tidak hanya sebagai karya seni tetapi juga sebagai subsektor industri yang mendunia. Pada tahun 2023, ekspor batik nasional mencapai USD17,5 juta.

Untuk mendukung efisiensi dan kelestarian industri batik, BBSPJIKB Yogyakarta meluncurkan beberapa aplikasi, seperti Ekosistem Batik dan Kerajinan, Syndi – Synthetical Dyes Indexation, dan Motif Batik Digital. Selain itu, BBSPJIKB akan mendistribusikan buku Batik Lintas Nusa dan Ragam Motif Kerajinan Nusantara ke 2.000 pelaku industri batik di seluruh Indonesia.

Peluncuran aplikasi dan buku ini ditandai dengan penyalaan Geni Pangudi dari Cawan Sidomukti, sebagai simbol harapan agar industri batik dapat terus berkembang dan bermanfaat bagi masyarakat luas. Kepala BBSPJIKB Yogyakarta, Budi Setiawan, menambahkan bahwa tema kegiatan puncak HBN 2024 adalah “Tradisi dan Inovasi dalam Harmoni,” mengajak pelaku industri untuk menjaga tradisi batik sembari berinovasi.

Baca juga: Inovasi Bilik Hijau: Pengurangan Plastik Lewat Tas Kain

Dengan kombinasi pelestarian dan inovasi, batik Indonesia diharapkan dapat terus bertahan sebagai pusaka budaya yang mengakar sekaligus mampu bersaing di kancah internasional.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img