Pemerintah Indonesia, di bawah arahan Menteri Keuangan Sri Mulyani, telah mengidentifikasi potensi resesi ekonomi di masa mendatang. Seiring dengan dampak serius yang dirasakan oleh beberapa negara akibat perlambatan ekonomi, Indonesia juga siap mengambil langkah-langkah konkret untuk menghadapi kemungkinan gejolak ekonomi yang akan datang.
Dalam menghadapi ketidakpastian ini, pemerintah menggarisbawahi pentingnya menjaga harapan dan terus bersiap. Mereka berharap bahwa asumsi-asumsi tentang gejolak ekonomi dan resesi tidak akan terwujud. Harapan juga ada untuk penyelesaian pandemi Covid-19, resolusi konflik di antara Rusia dan Ukraina, serta penyelesaian krisis energi.
Salah satu langkah konkrit yang diambil adalah mendukung Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), yang memegang peran sentral dalam menjaga ketahanan ekonomi. UMKM menyumbang sekitar 57,14 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada tahun 2019.
Namun, UMKM masih menghadapi kendala dalam perdagangan internasional, hanya menyumbang sekitar 15,6 persen dari total ekspor nasional. Salah satu permasalahan utama adalah ketidakmampuan mereka dalam membangun citra merek global. Hanya 1 dari 4 UMKM yang terhubung dengan platform perdagangan daring, sementara sekitar 77,7 persen mengalami kesulitan dalam berjualan online.
Untuk mendukung UMKM, pemerintah mengajak semua pihak untuk mengambil tindakan sederhana, seperti menjadikan diri mudah dijangkau, menjadi penggemar produk UMKM di media sosial, dan mengintegrasikan UMKM dalam kegiatan sehari-hari. Langkah-langkah ini diharapkan dapat membantu UMKM menghadapi potensi resesi ekonomi dan meningkatkan kontribusi mereka pada ketahanan ekonomi nasional.
Dengan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat, Indonesia berkomitmen untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin menghadapi tantangan ekonomi di masa depan.
