Program Magang Kopdes Merah Putih Perkuat Ekosistem Bisnis Desa

Tangerang, 20 November 2025 – Optimisme terhadap penguatan Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes) Merah Putih semakin bergema di seluruh Indonesia. Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop) kini memasuki tahap percepatan operasionalisasi Kopdes yang telah terbentuk, salah satunya melalui program magang pengurus koperasi sebagai bentuk pelatihan langsung di lapangan.

Program magang ini dilaksanakan di enam lokasi, dan salah satunya adalah Koperasi Pondok Pesantren Al Ittifaq di Kabupaten Bandung, yang dipilih sebagai pusat pembelajaran untuk sektor pertanian. “Melalui program magang pengurus ini, kami mendorong Kopdes Merah Putih membangun ekosistem dan kemitraan bisnis dengan dukungan KNEKS, PUM Representative Indonesia, dan perguruan tinggi seperti Universitas Pasundan Bandung,” ujar Deputi Bidang Pengembangan Talenta dan Daya Saing Koperasi Kemenkop, Destry Anna Sari, dalam kegiatan Magang Pengurus Kopdes Merah Putih 2025 di Ciwidey, Minggu (16/11).

Baca juga: Kementerian UMKM Luncurkan Holding Fesyen dan Kerajinan Untuk Perkuat Industri Kreatif Nasional

Batch pertama magang Kopdes Merah Putih berlangsung pada 15–22 November 2025 dan diikuti oleh 38 peserta dari empat provinsi, yaitu Jawa Barat, Banten, DI Yogyakarta, dan Jawa Tengah.
Total program ini melibatkan 114 peserta dari 24 provinsi, yang dibagi ke dalam tiga batch. Pelatihan menggunakan dua skema utama: pembekalan materi serta studi kunjungan (study visit), dan praktik langsung atau on the job training.

Destry menyebut Kopontren Al Ittifaq sebagai contoh sukses koperasi yang menerapkan pertanian terpadu dengan manajemen profesional, mulai dari produksi hingga pemasaran. “Sistem agribisnis di Al Ittifaq sudah terhubung dengan berbagai pasar modern seperti supermarket. Peserta bisa mempelajari rantai agribisnis dari hulu sampai hilir,” jelasnya.

Selain aspek teknis pertanian, peserta juga belajar tentang pemberdayaan masyarakat dan santri, manajemen hasil, kewirausahaan, hingga pola kerja disiplin dan mandiri.
Destry berharap program ini mampu menumbuhkan DNA kewirausahaan pada seluruh pengurus Kopdes Merah Putih sehingga mereka dapat memahami model bisnis koperasi dan mampu mereplikasi praktik terbaik di daerah masing-masing.

“Kemitraan antar peserta dan hubungan dengan lokasi magang akan membentuk ekosistem bisnis koperasi yang kuat. Dengan begitu, Kopdes Merah Putih bisa menjalankan fungsinya sebagai pusat agregasi bisnis dan simpul ekonomi desa,” lanjutnya.

Kepala Dinas Koperasi dan UK Provinsi Jawa Barat, Yuke Mauliani Septina, menilai metode pembelajaran langsung di lapangan akan lebih berdampak bagi peningkatan kapasitas pengurus Kopdes.
“Mereka bisa belajar manajemen mutu di Kopontren Al Ittifaq untuk diterapkan di koperasi masing-masing. Pengurus juga harus adaptif terhadap digitalisasi agar koperasi menjadi lebih modern,” ujarnya.

Baca juga: DMI Expo 2025: Menyatukan Perdagangan, Pariwisata, dan Budaya Indonesia di Eropa

CEO Kopontren Al Ittifaq, Setia Irawan, berharap para peserta magang dapat menemukan formula terbaik yang bisa diterapkan di wilayahnya. “Kata kuncinya adalah inovasi. Di sini peserta belajar mengenai pembangunan supply chain, penyusunan SOP, manajemen produksi, hingga perencanaan jangka panjang. Semua ini relevan bagi Kopdes yang berbasis masyarakat desa,” kata Setia.

Menurutnya, keberhasilan Al Ittifaq dibangun melalui dukungan komunitas sekitar. Karena itu, peserta magang dapat mempelajari bagaimana membangun koperasi yang kuat berbasis komunitas dan pertanian.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img