Kementerian UMKM Luncurkan Holding Fesyen dan Kerajinan Untuk Perkuat Industri Kreatif Nasional

Tangerang, 20 November 2025 – Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) resmi meluncurkan Holding UMKM klaster fesyen dan kerajinan tangan sebagai langkah strategis memperkuat ekosistem rantai pasok industri kreatif nasional. Program ini dirancang untuk menghubungkan pelaku usaha mikro, kecil, menengah, hingga industri besar dalam satu ekosistem yang terintegrasi dan berkelanjutan.

Deputi Bidang Usaha Menengah Kementerian UMKM, Bagus Rachman, menegaskan bahwa Holding UMKM merupakan upaya membangun kemitraan berbasis klaster produk unggulan daerah. “Holding UMKM membangun ekosistem kemitraan UMKM berbasis klaster produk unggulan daerah, yang menjadi penghubung antara usaha mikro dan kecil dengan usaha menengah serta industri besar,” ujarnya pada Rabu (19/11).

Baca juga: DMI Expo 2025: Menyatukan Perdagangan, Pariwisata, dan Budaya Indonesia di Eropa

Melalui program ini, usaha menengah diharapkan menjadi poros yang memperkuat pelaku mikro dan kecil dalam klaster yang sama. Akses pembiayaan, pendampingan, hingga pemasaran akan disinergikan agar usaha kecil mendapatkan dukungan menyeluruh untuk tumbuh.

Bagus menjelaskan bahwa aktivitas produksi, standar mutu, hingga rantai pasok kerap menjadi hambatan bagi pelaku UMKM. “Holding UMKM adalah langkah strategis dalam transformasi struktural berbasis klaster agar ekosistem UMKM semakin terintegrasi, sistematis, dan berkelanjutan,” tambahnya.

Pemilihan klaster fesyen dan kerajinan tangan bukan tanpa alasan. Kedua sektor ini merupakan kekuatan utama industri kreatif Indonesia. Tahun 2024, sektor fesyen mencatat kontribusi Rp249,67 triliun terhadap PDB serta nilai ekspor Rp238,37 triliun.
Sementara itu, sektor kerajinan tangan dengan lebih dari 700 ribu unit usaha menghasilkan nilai ekspor Rp11,03 triliun. Tingginya permintaan global membuat penguatan rantai pasok menjadi kebutuhan mendesak.

Dalam peluncuran ini, PT Lurik Prasojo dan CV Agil Craft Indonesia ditunjuk sebagai operator Holding UMKM. Keduanya dinilai mampu mengoordinasikan pelaku mikro dan kecil, menyediakan inkubasi bisnis, menjaga keberlanjutan pemasaran, hingga memfasilitasi pembiayaan kreatif.

PT Lurik Prasojo berkomitmen melestarikan wastra nusantara, khususnya lurik, serta memberdayakan lebih dari 250 perajin perempuan. Sementara CV Agil Craft Indonesia telah membangun ekosistem kerajinan bersama 150 perajin dengan 95 persen produk diekspor ke berbagai negara seperti Jepang, Belanda, Prancis, hingga Afrika Selatan.

Bupati Klaten, Hamenang Wajar Ismoyo, menyambut baik program ini. Ia menyebut produk lokal seperti lurik memiliki potensi besar bersaing secara global, namun membutuhkan inovasi dan kolaborasi berkelanjutan.

Dukungan juga datang dari pemilik PT Lurik Prasojo, Hanggo Wahyu Amerto, yang menilai kolaborasi ini dapat mengangkat warisan budaya ke pasar dunia. “Kolaborasi ini memungkinkan kami memberdayakan penenun lokal dan mentransformasi warisan lokal menjadi komoditas global,” ujarnya.

Baca juga: Logistik Indonesia Dorong Kolaborasi Global, Teknologi, dan Transisi Energi Rendah Karbon

Manager Eksekutif Agil Craft Indonesia, Eka Mutiara Sari, optimistis bahwa akses pembiayaan dan pendampingan akan memperkuat sektor kerajinan sebagai pilar ekonomi nasional.

Peluncuran Holding UMKM ditandai dengan penandatanganan perjanjian kerja sama serta penyerahan Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada para perajin lurik sebagai simbol dukungan terhadap penguatan industri kreatif daerah.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img