Tangerang, 05 November 2025 – Industri alas kaki nasional terus menunjukkan perannya sebagai salah satu subsektor unggulan yang mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Kehadiran berbagai merek lokal yang semakin diminati masyarakat menjadi bukti bahwa produk dalam negeri kini tidak kalah bersaing dengan merek internasional. Berdasarkan Pangkalan Data Kekayaan Intelektual DJKI, tercatat sebanyak 23.010 merek terdaftar dan dalam proses perlindungan Kekayaan Intelektual untuk kategori alas kaki periode Desember 2021 – Desember 2031. Hal ini menunjukkan meningkatnya kesadaran pelaku industri dalam melindungi merek serta menciptakan inovasi di sektor alas kaki.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menjelaskan bahwa industri alas kaki Indonesia memiliki potensi pasar yang besar baik lokal maupun global. Berdasarkan data BPS, terdapat 53.333 unit industri kecil sektor kulit dan alas kaki yang menyerap 159.454 tenaga kerja. Sementara industri menengah dan besar tercatat sebanyak 737 unit usaha dengan penyerapan 571.156 tenaga kerja. Kontribusi besar tersebut menjadi salah satu alasan pemerintah memberikan perhatian lebih melalui pembangunan fasilitas dan ekosistem industri yang lebih kuat.
Baca juga: Napindo Siap Buka Peluang Bisnis Baru di IBEF EXPO 2025 JIEXPO Kemayoran
Pada periode Januari–Agustus 2025, ekspor alas kaki Indonesia tercatat mencapai USD 5,16 miliar atau tumbuh 11,89% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Dengan capaian tersebut, Indonesia kini menempati posisi ke-6 sebagai eksportir alas kaki terbesar di dunia. Amerika Serikat menjadi tujuan ekspor terbesar, disusul Uni Eropa dan negara-negara non-tradisional yang terus berkembang.
Dalam momentum peresmian Gedung Balai Pemberdayaan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) di Sidoarjo, Menperin menegaskan pentingnya penguatan ekosistem industri untuk menjaga daya saing. Gedung BPIPI dibangun sebagai pusat peningkatan kompetensi, standardisasi produk, dan inkubasi bisnis alas kaki nasional. Bangunan ini juga mengusung konsep Bangunan Gedung Hijau (BGH) yang ramah lingkungan melalui pemanfaatan energi efisien dan tata udara yang sehat.
Baca juga: Kemenperin Tingkatkan Keselamatan Kerja Industri melalui Teknologi Smart Industrial Safety
BPIPI telah memberi pendampingan kepada lebih dari 13.000 SDM industri alas kaki, mencakup pelaku IKM hingga tenaga kerja terampil. Ke depan, BPIPI siap memperkuat layanan melalui enam pilar utama: pendampingan teknis IKM, pendampingan sistem mutu, pengujian produk, inkubator bisnis, Indonesia Footwear Network, serta sertifikasi profesi.
Dengan semangat Strategi Baru Industrialisasi Nasional (SBIN), Kementerian Perindustrian optimis sektor alas kaki akan terus berkembang, berdaya saing global, serta memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama dalam rantai pasok industri alas kaki dunia. Pemerintah juga berharap gedung BPIPI mampu menjadi pusat inovasi yang mendorong kreativitas dan keberlanjutan industri alas kaki dari hulu hingga hilir.


