Menteri UMKM Soroti Peran Program Makan Bergizi Gratis Bagi Ekonomi Rakyat

Tangerang, 02 Oktober 2025 – Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman menegaskan bahwa Program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak hanya berfokus pada peningkatan gizi anak, tetapi juga menjadi motor penggerak ekosistem usaha dan ekonomi di lapisan bawah.

“MBG bukan hanya sekadar menyasar peningkatan gizi anak, tetapi juga membangun sebuah ekosistem usaha. Agar betul-betul ekonomi bergerak di lapisan bawah,” ujar Maman saat memberikan keterangan di Jakarta, Rabu (1/10).

Baca juga: Menteri Perdagangan Lepas Ekspor Susu PT Frisian Flag Indonesia ke Filipina dan Malaysia

Menteri Maman mengakui bahwa pelaksanaan MBG masih menghadapi sejumlah tantangan. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya evaluasi dan penyempurnaan sistem.
“Penyempurnaan harus dilakukan terus-menerus oleh kita semua. Masih ada waktu untuk melakukan perbaikan sistem, evaluasi tata kelola, dan hal-hal lain yang relevan,” tegasnya.

Salah satu isu yang sempat mencuat adalah adanya istilah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) fiktif. Namun, Maman meluruskan bahwa hal tersebut hanyalah kesalahpahaman.
“Dalam kebijakan Badan Gizi Nasional (BGN), dikenal istilah roll back. Artinya, sekitar lima ribu SPPG yang sudah mendaftar tetapi tidak segera membangun akan dihapus. Jadi bukan berarti ada SPPG fiktif,” jelasnya.

Maman juga menceritakan pengalamannya menerima banyak laporan pengusaha yang sudah mendapatkan titik SPPG namun terkendala kemampuan finansial untuk memulai pembangunan. Dari situ, ia menilai perlunya kebijakan yang lebih terarah.

Menurutnya, ada dua hal yang harus diperhatikan:

  1. BGN yang menentukan titik beserta sekolahnya.

  2. Pembatasan pengelolaan dapur umum agar tidak melebihi kapasitas yang ditetapkan.

Lebih lanjut, Maman menekankan bahwa aspek ekosistem usaha dalam MBG sama pentingnya dengan tujuan gizi anak. Program ini telah menciptakan multiplier effect bagi UMKM lokal dan tenaga kerja.

“Sebagai contoh, satu SPPG bisa melibatkan hingga 15 pemasok, dan setiap pemasok memiliki 3–5 pekerja. Artinya, ada penyerapan tenaga kerja sekaligus keterlibatan UMKM lokal. Dan itu nyata terjadi,” ungkapnya.

Baca juga: Trade Expo Indonesia 2025 Hadirkan Inovasi Baru, dari Pra-Business Matching hingga Paviliun UMKM

Dengan adanya sinergi antara gizi, pendidikan, dan UMKM, Menteri UMKM berharap MBG mampu menjadi program berkelanjutan yang tidak hanya menyehatkan generasi muda, tetapi juga menggerakkan roda ekonomi rakyat kecil.

Program MBG pun dinilai dapat menjadi model pemberdayaan masyarakat melalui kolaborasi sektor kesehatan, pendidikan, dan UMKM yang saling menguatkan.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img